Anjing
By: Desia Sasmito
"Awas!" saya teriakan ke anak-anak setiap kali harus meniti jalan di trotoar. Bukannya kenapa, karena memang banyak eek-nya anjing yang kadang harus terjatuh di trotoar ,pinggir rumput, atau bawah pohon. Harus hati-hati kalau ngga ya kepenyok telek, haha.
Memang kota ini banyak sekali anjing liar yang berlalu lalang. Kadang berjalan seperti layaknya preman jalan, kadang mencari makan di tempat-tempat sampah besar, kadang berwajah ingin dimiliki. Mau piara anjing kamu emangnya?
Yang piara anjing disini juga banyak terutama orang-orang kaya yang mampu memelihara anjing dengan baik, memberi makanan yang sehat, serta memeriksakan ke dokter hewan secara berkala dengan biaya yang mahal tentu saja. Bahkan wanita berkerudung atau pria muslim juga bisa piara anjing disayang layaknya kucing.
Memang negara yang dijuluki seribu benteng ini mayoritas bermahzab Maliki yang berpendapat bahwa menyentuh anjing tidak najis, kecuali jika terkena air liurnya yang basah. Banyak saya temui di jalanan ada anjing keliaran, anjing dibawa jalan-jalan oleh tuannya, atau orang mau menyentuh anjing tanpa takut kena najisnya. Meskipun demikian tidak semuanya mau nyentuh anjing. Ada juga yang sangat memperhatikan kebersihan diri agar bisa terhindar dari kotoran apapun karena berusaha menjaga wudhu.
Saya orang Indonesia yang ngga ada kehidupan anjing disekitaran agak mikir berkali-kali untuk hanya dekat dengannya. Bukannya takut digigit, tapi disenggol aja juga ogah, bisa-bisa mandi 7 macam bunga-bungaan lah jadinya. Eh, ngga gitu juga kali. Haha. Hanya malasnya harus membasuh yang terkena sentuhan sebanyak 7x dengan salah satu basuhannya memakai tanah. Plus sabun wangi, plus antiseptik, plus mandi sekalian juga boleh.
Iya betul, mayoritas Indonesia bermahzab Syafi'i, yang memang sangat "menjaga" dengan penuh kehati-hatian. Menyentuh anjing adalah najis, karena memang bulu anjing terkena air liur yang memang dijilat tiap hari. Jadi, untuk "menjaga" tadi, berusaha tidak menyentuh sekalian daripada ada najis atau yang mengotori kebersihan atau kesucian saat harus sholat, maka mahzab Syafi'i menilai akan terkena najis saat harus mengelus bulu anjing .
Hemat saya, kalau mau cari aman ya ngga usah nyentuh anjing ya. Kalau pas bertemu muka ya santai aja. Di senyumin juga boleh. Asal ngga saling menganggu, aman-aman aja. Jangan membenci makhluk ciptaan Allah apapun bentuknya. Masing-masing makhluk punya peran.
Mungkin karena negara ini banyak per-malingan maka ada yang memelihara anjing sebagai kebutuhan untuk keamanan rumah, ladang dan ternak. Itulah mungkin kenapa banyak anjing di negara ini. Walau tetap ada juga yang memang pengen punya anjing *as a pet* untuk disayang, dijadikan sahabat, dirawat layaknya anggota keluarga.