“Kamu adalah Siapa
Temanmu”
Kemungkinan para golongan
Milenial (lahir tahun 1980-1995) sudah melewati masa-masa berpikir
terbalik-balik. Mereka akan dengan mantap menghadapi segala kenyataan yang ada.
Dengan tetap introspeksi diri, memperbaiki diri, belajar terus menerus, waspada
dengan segala kemungkinan yang ada.
Sekarang adalah masa
dimana Generasi Z (lahir tahun 1995-2010) mempunyai pola pikir yang
terbalik-balik. Memang sepertinya lucu dan tidak masuk akal. Itu karena mereka
akan di nyaman kan oleh zona nyaman mereka sendiri. Istilahnya orang tuh enak
tidur di kandang. Memasuki masa bagaimana menghabiskan waktu, menyalahkan
keadaan, merengek agar apa yang diinginkan segera terwujud, kecewa dengan
keluarga, menomor-satukan apa kata teman, bingung mesti ngapain.
Misalnya nih kamu
sekarang berada pada golongan Gen Z yang sudah melek sekali dengan dunia
digital yang semua serba cepat dan mudah. Yang perlu kalian lakukan selanjutnya
adalah loncat pagar keluar rumah, melihat banyak orang di Pasar dengan berbagai
macam dagangannya. Melihat betapa mereka konsisten dalam berjualan, melihat betapa
mereka terkenal dengan keahliannya, melihat betapa mereka menghabiskan waktunya
untuk bermanfaat bagi sesama. Bukan hanya sekedar bicara tentang betapa banyak
profit yang kamu dapatkan untuk bisa kaya, sambil santai-santai rebahan tiap
hari, hehe. Saya pun mau kayak gitu.
Saat saya bertanya pada
generasi ini tentang pertemanan atau teman-teman disekitar yang sering
dikunjungi. Mereka menjawab bahwa mereka dengan dalih tidak memilih-milih
teman, atas nama toleransi mereka berteman dengan siapapun, komunitas apapun,
cangkrukan manapun.
________________________________________________________
Z: “Saya berteman sama
anak mana aja”.
X: “Lho kamu ngga
membatasi dan memilih-milih memangnya?
Z: “ya, misal saya ketemu
orang yang kurang bener ya saya pengennya mengaruhi mereka supaya jadi bener”.
X: (niat mulia pikir saya
dalam hati) “Apakah kamu sudah yakin punya energi atau ilmu yang lebih besar
dari mereka?”
Z: “ya, saya yakin
sekali”
X: “Bukannya malah
sebaliknya kamu yang sedikit ilmu ini akan dengan mudah sekali di pengaruhi
atau terpengaruh mereka yang banyak dan kaya ilmu?”
Z: “…???”
_________________________________________________________
Memang benar siapa teman
kita, kita akan secara langsung dicap, dilabeli hampir mirip dengan mereka.
Misalnya nih, kamu berteman dengan orang yang suka Judi, kamu juga akan di cap
punya kegiatan yang sama, berada ditempat yang sama, walaupun kamu tidak ikut
berjudi. Ini berlaku untuk semua kegiatan yang berlabel negatif, contoh ya
mabok, dugem, pergaulan bebas, mencuri, merampok, galau dll. Dan berlaku untuk
kegiatan positif, maka kita akan juga dinilai positif, walau kita masih
belajar, walau ilmu kita masih sedikit, yang penting kita menuju kutub positif.
Teman adalah seseorang
yang bisa mengarahkan kamu menuju kebaikan (positif). Jika tidak demikian, maka
temanmu ini akan selalu membuatmu galau, sedih, tersesat dan semakin jauh dari
kegiatan positif. Jangan takut dikatakan kuper, ngga canggih, ngga gaul, ngga
gaya, ngga tajir, ngga solid atau apalah itu.
Indikator teman kamu
membawa energi positif adalah mereka yang akan membuat kamu tersenyum ditengah
derita, tertawa ditengah pandemik, berkarya dengan durasi waktu, dan bermanfaat
untuk manusia lainnya. Tak perlu menunggu, mulailah dari apa yang kamu sukai.
Jangan sia-sia kan waktumu. Yang tahu siapa kamu adalah dirimu sendiri dan
Tuhanmu. Bertanyalah pada Tuhanmu, dekatkanlah kamu dengan Allaah. “Then, you
will soon get the answer”.
Jadi, masih yakin kamu
mau berteman dengan siapa aja tanpa pilih-pilih?
#membaurtanpamelebur
#positifproduktifinovatifkreatif
#yukkepasar
