Kamis, 24 Maret 2022

Pindah Benua

"Pindah Benua"
By: Desia Sasmito

Hari pertama Ramadhan udara dingin masih saja menyelimuti  kota ini. Berharap matahari bersinar sesekali, langit biru dengan awan putih seperti gambaran anak-anak PAUD, pohon-pohon ditepi jalan yang jauh berbeda dari tempat saya berasal, angin sepoi dingin layaknya AC yang tak pernah bisa dimatikan. Kulit tropis saya pun berontak ingin teriak, berganti kulit layaknya ular, bersisik. Begitupun juga kulit anak-anak saya. Kaku, kering, putih, kasar jika tidak langsung diolesi Vaseline Petroleum Jelly setiap kali bersinggungan dengan air. 

Datang dari Sebuah Desa pinggiran sungai Bengawan Solo dengan berketinggian 46 ft berpindah ke sebuah kota di sebuah Benua dengan ketinggian 520 ft. Tentu saja adaptasi menjadi topik  pembahasan tiap hari dengan anak-anak. Setiap langkah diskusi panjang tiada henti. 

Pindah Benua kali ini bukan hal yang mudah dilakukan, bukan sesulit yang dibayangkan. Selalu ada tantangan, prediksi, intuisi yang harusnya selalu di pakai setiap waktu. Kadang tak semua seperti yang kita harapkan, tak semua orang yang kita temui dijalan adalah orang yang membantu perjalanan kita. Yang bisa kita lakukan adalah banyak berdoa meminta perlindungan.

Ini bukan pertama kali melangkah, banyak langkah yang telah tertempuh, tapi kali ini langkah besar dengan jutaan doa dari orang-orang yang tulus menyayangi kami. Bukan karena hanya doa kami semata. Alhamdulillaah. 

#ojodidelokenaketok
#mumeterataceritani
#momongbocah