Jumat, 20 Mei 2022

Toilet Super Kering

 Toilet atau WC

By: Desia Sasmito

Baiklah, karena kita orang Indonesia yang rata-rata memakai toilet jongkok, walau memang di rumah-rumah modern sudah banyak yang menggunakan toilet duduk. Kalau rumah memakai toilet duduk sih ngga masalah, karena dipakai pribadi, hanya anggota keluarga saja yang pakai. Jadi kita juga tahu benar kebersihannya karena kita yang bersihkan sendiri. Ya, kan? Nah, bagaimana kalau toilet umum?

Kalau saya pribadi suka memilih memakai toilet umum yang jongkok karena ngga perlu nempel di tempat pembuangannya. Kita ngga pernah tahu tingkat kebersihan toilet tersebut benar-benar hiegenis atau tidak. Ataupun ada orang memakai toilet sebelum kita bawa kuman penyakit atau tidak. 

Saya ada tips jika kita bepergian atau harus tinggal di sebuah negara dengan toilet kering. 

Pertama, selalu sedia minimal tisu basah kemasan kecil (karena kalau kemasan  besar kadang berat) di dalam tas atau saku saat akan keluar rumah dengan perkiraan keluar lebih dari dua jam. 

Kedua, bawa botol kosong, bekas air mineral 600ml. Karena kota dimana saya tinggal kebanyakan toilet umumnya jenis toilet kering, maka hanya disediakan tisu kering, tak ada selang air untuk cebok. Maka, inilah fungsi botol kosong itu agar bisa di isi air di wastafel dan digunakan untuk cebok setelah Buang Air Kecil. Kalau mau Buang Air Besar ya harus kombinasi dengan tisu basah, baru air botol dibuat bilas. Baru dilap pakai tisu kering yang tersedia. Itu baru standart nyamannya saya, bersih dan bisa sholat bisa dimana aja. 

Ketiga, bawa celana dalam cadangan. Jika berencana keluar rumah seharian lebih baik bawa celana dalam ganti dan masukkan ke dalam kantong plastik. Plastik itu nantinya berguna agar celana yang kotor nanti bisa dimasukkan plastik tsb, dan celana bersih bisa dipakai.

Jika lupa membawa tiga hal yang saya sebutkan diatas, cara darurat bisa menggunakan tisu kering yang di basahi air wastafel sebelum masuk ke toilet. Biarkan benar-benar selesai dan sapu dalam sekali sapuan. Kemudian, keringkan dengan tisu kering. 

Nah, begitu teman-teman tips dari saya, yang mungkin mengalami hal yang sama ketika harus kebelet dan ketemu dengan toilet super kering. Yuk, berusaha menjaga kebersihan dimulai diri sendiri. Menghindari najis sebisa mungkin, agar maksimal beribadah jika waktu sholat tiba. 

# toilet

# jagakebersihan

# jumatnulisyuk

#sharingtips



Jumat, 13 Mei 2022

Masjid di Maroko

"Masjid"
By: Desia Sasmito

Bentuk bangunan masjid tak ada kubah, ada menara masjid juga tak begitu tinggi, tapi cukup membantu untuk mengeraskan suara adzan. Adzan tidak nyaring keras, lebih ke arah "lirih" , tapi tetap terdengar di kejauhan. Walaupun lirih tapi banyak jamaah yang datang untuk sholat berjamaah. Mashaallaah. Selalu ngga pernah sepi setiap waktu sholat tiba bergegas segera berwudhu. Jarak adzan dan Iqomah sholat sekitar 15-20 menit. 

Ada yang menarik dari cara mereka berwudhu. Disediakan sandal untuk berwudhu. Pada area wudhu juga disediakan kursi, mereka yang tidak kuat membungkuk akan terbantu dengan kursi-kursi itu. Dengan santainya duduk bisa mengambil air wudhu dari kran dengan mengisi penuh air pada sebuah gayung secara hati-hati. Cukup satu gayung saja, mereka bisa melaksanakan wudhu dengan membasuh sempurna. Mereka sangat irit air, menggunakan sebaik-baiknya dan menghindari kemubaziran. Tak ada air yang terbuang percuma. 

Lalu, sepatu boleh dibawa masuk masjid. Disediakan rak-rak sepatu pada sudut, dinding, dan tiang masjid untuk meletakkan sepatu sandal. Mungkin bertujuan agar ketika jamaah sholat mau pulang tanpa bingung mencari sepatunya yang mungkin bisa berhamburan di depan pintu masjid, atau basah karena cuaca, atau tertukar, bahkan agar tidak tercuri. Menghadirkan rasa aman ketika sholat di masjid. Tapi kadang juga bertanya apakah sepatu itu benar-benar bersih, tidak rontok di karpet saat masuk masjid dengan ditenteng pemiliknya?

Pertama kali memasuki masjid di kota ini pas moment Ramadhan. Dimana musim dingin berangsur menghangat,  udara bersahabat, tidak sering hujan,  saya berangkat ikut tarawih berjamaah di akhir Ramadhan. Rata-rata masjid penuh saat sholat tarawih berlangsung. Kadang sangking penuhnya saya kondisikan untuk mencari shaf pojok belakang. Dan agar anak-anak tidak jalan-jalan menganggu orang sholat, maka saya bawakan cemilan. Mereka anteng ketika harus nyemil di sela-sela sholat, saya juga berpesan jangan berlarian di barisan jamaah yang sedang sholat. 

Tak banyak yang membawa serta anak-anaknya ke masjid. Kebanyakan para orang tua (sepuh) yang memakai kursi agar tetap bisa berjama'ah. Masjid menyediakan banyak kursi plastik untuk sholat. Orang-orang tua renta bisa semangat sholatnya. Kursi hanya diduduki hanya pada saat duduk tahiyat. Selebihnya mereka tetap berusaha berdiri, rukuk dan sujud. 

Alunan bacaan Qur'an yang sangat merdu, empuk dan menenangkan membuat suasana selalu khusuk. Yang dibaca bukan surat pendek lagi, tapi surat-surat panjang yang dihafal oleh sang imam masjid. Jika ada kesalahan hafalan yang dibaca, maka hampir seluruh jamaah pria mampu membetulkan bacaannya. Keren ya? Idih, bikin iri. Yup, negara ini memang terkenal dengan hafidz dan hafidzah-nya. Bahkan negara ini juga memberikan pendidikan gratis atau beasiswa untuk hafidz dan hafidzah dari luar negara-nya. 

Ramadhan itu sungguh berbeda, saya berada di barisan dimana para jamaah tidak memakai mukena. Mereka beribadah sholat dengan berpakaian terusan Jilaba seperti abaya dengan penutup kepala kerucut ala jaket tapi ngga difungsikan, diganti dengan berjilbab biasa, dan berkaos kaki atau dengan memakai baju khas masing-masing suku dari benua afrika ini. 

Dan diakhir setiap waktu sholat kecuali magrib dan setelah do'a selesai, kita harus cepet-cepet keluar juga, karena takmir masjid akan langsung mengunci pintu dan pagar masjid. Jadi jika hp, kunci rumah atau barang berharga lainnya ketinggalan di masjid, maka kamu harus nyari takmirnya. Atau jangan-jangan kamu-nya yang terkunci karena ketiduran. Haha


#masjid
#jumatnulis
#coretan

Jumat, 06 Mei 2022

Pengemis

Pengemis

By: Desia Sasmito

Mungkin dipikiran kebanyakan kalian di luar negeri ngga ada pengemis, kalian salah sayang. Dimanapun dibelahan bumi manapun, bahkan mungkin di negara-negara maju sekalipun akan selalu ada pengemis. Eiits, kecuali di Antartika atau di hutan yang orang-orang tak butuh uang, hanya butuh berburu, atau memanfaatkan apa yang disediakan alam.

Memang orang tidak mampu di negara maju akan mendapat uang santunan bulanan dipilih dengan selektif ditujukan untuk warganya. Kalaupun harus menjadi gelandangan atau pengemis itu karena banyak hal, bisa jadi karena problem mental, keluarga, kebangkrutan, suka judi, minum, manajemen yang buruk dll.

Tapi katanya sih di negara ini ngga ada uang santunan bulanan untuk orang-orang tak mampu. Entah atau saya yang tak cukup informasi atau mungkin ada tapi saya yang ngga tahu. Tapi saya melihat banyaknya peminta-minta, di pasar, pinggir jalan, atau bahkan di depan masjid. Jadi setiap sholat jamaah selesai, mereka para peminta-minta itu berjajar menunggu bubaran para jamaah  di depan pagar masjid. Kebanyakan para wanita, orang berkursi roda, atau anak kecil. Berharap ada yang memberi uang receh. 

Mereka juga kadang membongkar timbunan sampah agar mendapat sisa makanan atau menunggu di sekitar tempat makan, untuk meneruskan makan makanan orang yang menyisakan makannya. Tak banyak tapi itu ada.

Kadang saya berpikir lagi, kenapa di negara dengan banyak rumah-rumah mewah, mobil-mobil keren, kebun-kebun cantiknya masih ada orang yang terlantar? Apa ada yang salah dengan sistem donasinya? Atau mental warganya? Atau pendidikannya? Ah, Pengemis atau peminta-minta di negara empat musim lebih berat tantangannya. Gelandangan, orang-orang yang tak punya rumah bisa mati kedinginan, kelaparan di musim dingin. 

Tak ada "bancaan" ala Indonesia, yang hampir setiap bulan ada event bagi-bagi makanan. Belum lagi termasuk event syukuran, tahlilan, pengajian, sunatan, mantenan yang penuh dengan berbagai macam hidangan. Ah, "bancaan" memang sangat membantu untuk orang-orang yang membutuhkan makanan. Berbagi sebisanya, tak harus mewah, memberi makanan radius kampungnya, saudara-saudaranya. Oh, "bancaan" peranmu sangat berharga ditengah suara perut yang lapar. 


#jumatnulisyuk

#sisilain

#taktegafotopengemis