Minggu, 10 Juli 2022
Eid Adha 2022
Jumat, 20 Mei 2022
Toilet Super Kering
Toilet atau WC
By: Desia Sasmito
Baiklah, karena kita orang Indonesia yang rata-rata memakai toilet jongkok, walau memang di rumah-rumah modern sudah banyak yang menggunakan toilet duduk. Kalau rumah memakai toilet duduk sih ngga masalah, karena dipakai pribadi, hanya anggota keluarga saja yang pakai. Jadi kita juga tahu benar kebersihannya karena kita yang bersihkan sendiri. Ya, kan? Nah, bagaimana kalau toilet umum?
Kalau saya pribadi suka memilih memakai toilet umum yang jongkok karena ngga perlu nempel di tempat pembuangannya. Kita ngga pernah tahu tingkat kebersihan toilet tersebut benar-benar hiegenis atau tidak. Ataupun ada orang memakai toilet sebelum kita bawa kuman penyakit atau tidak.
Saya ada tips jika kita bepergian atau harus tinggal di sebuah negara dengan toilet kering.
Pertama, selalu sedia minimal tisu basah kemasan kecil (karena kalau kemasan besar kadang berat) di dalam tas atau saku saat akan keluar rumah dengan perkiraan keluar lebih dari dua jam.
Kedua, bawa botol kosong, bekas air mineral 600ml. Karena kota dimana saya tinggal kebanyakan toilet umumnya jenis toilet kering, maka hanya disediakan tisu kering, tak ada selang air untuk cebok. Maka, inilah fungsi botol kosong itu agar bisa di isi air di wastafel dan digunakan untuk cebok setelah Buang Air Kecil. Kalau mau Buang Air Besar ya harus kombinasi dengan tisu basah, baru air botol dibuat bilas. Baru dilap pakai tisu kering yang tersedia. Itu baru standart nyamannya saya, bersih dan bisa sholat bisa dimana aja.
Ketiga, bawa celana dalam cadangan. Jika berencana keluar rumah seharian lebih baik bawa celana dalam ganti dan masukkan ke dalam kantong plastik. Plastik itu nantinya berguna agar celana yang kotor nanti bisa dimasukkan plastik tsb, dan celana bersih bisa dipakai.
Jika lupa membawa tiga hal yang saya sebutkan diatas, cara darurat bisa menggunakan tisu kering yang di basahi air wastafel sebelum masuk ke toilet. Biarkan benar-benar selesai dan sapu dalam sekali sapuan. Kemudian, keringkan dengan tisu kering.
Nah, begitu teman-teman tips dari saya, yang mungkin mengalami hal yang sama ketika harus kebelet dan ketemu dengan toilet super kering. Yuk, berusaha menjaga kebersihan dimulai diri sendiri. Menghindari najis sebisa mungkin, agar maksimal beribadah jika waktu sholat tiba.
# toilet
# jagakebersihan
# jumatnulisyuk
#sharingtips
Jumat, 13 Mei 2022
Masjid di Maroko
Jumat, 06 Mei 2022
Pengemis
Pengemis
By: Desia Sasmito
Mungkin dipikiran kebanyakan kalian di luar negeri ngga ada pengemis, kalian salah sayang. Dimanapun dibelahan bumi manapun, bahkan mungkin di negara-negara maju sekalipun akan selalu ada pengemis. Eiits, kecuali di Antartika atau di hutan yang orang-orang tak butuh uang, hanya butuh berburu, atau memanfaatkan apa yang disediakan alam.
Memang orang tidak mampu di negara maju akan mendapat uang santunan bulanan dipilih dengan selektif ditujukan untuk warganya. Kalaupun harus menjadi gelandangan atau pengemis itu karena banyak hal, bisa jadi karena problem mental, keluarga, kebangkrutan, suka judi, minum, manajemen yang buruk dll.
Tapi katanya sih di negara ini ngga ada uang santunan bulanan untuk orang-orang tak mampu. Entah atau saya yang tak cukup informasi atau mungkin ada tapi saya yang ngga tahu. Tapi saya melihat banyaknya peminta-minta, di pasar, pinggir jalan, atau bahkan di depan masjid. Jadi setiap sholat jamaah selesai, mereka para peminta-minta itu berjajar menunggu bubaran para jamaah di depan pagar masjid. Kebanyakan para wanita, orang berkursi roda, atau anak kecil. Berharap ada yang memberi uang receh.
Mereka juga kadang membongkar timbunan sampah agar mendapat sisa makanan atau menunggu di sekitar tempat makan, untuk meneruskan makan makanan orang yang menyisakan makannya. Tak banyak tapi itu ada.
Kadang saya berpikir lagi, kenapa di negara dengan banyak rumah-rumah mewah, mobil-mobil keren, kebun-kebun cantiknya masih ada orang yang terlantar? Apa ada yang salah dengan sistem donasinya? Atau mental warganya? Atau pendidikannya? Ah, Pengemis atau peminta-minta di negara empat musim lebih berat tantangannya. Gelandangan, orang-orang yang tak punya rumah bisa mati kedinginan, kelaparan di musim dingin.
Tak ada "bancaan" ala Indonesia, yang hampir setiap bulan ada event bagi-bagi makanan. Belum lagi termasuk event syukuran, tahlilan, pengajian, sunatan, mantenan yang penuh dengan berbagai macam hidangan. Ah, "bancaan" memang sangat membantu untuk orang-orang yang membutuhkan makanan. Berbagi sebisanya, tak harus mewah, memberi makanan radius kampungnya, saudara-saudaranya. Oh, "bancaan" peranmu sangat berharga ditengah suara perut yang lapar.
#jumatnulisyuk
#sisilain
#taktegafotopengemis
Jumat, 29 April 2022
People
People alias Rakyat
By: Desia Sasmito
Kemiripan negara ini dengan tanah air adalah mayoritas muslim, mengimani Allah yang satu dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah yang terakhir. Jika misal 90% dari total jumlah penduduk Indonesia yang 270 juta, berarti 240 juta adalah muslim Indonesia , yang berarti negara dengan populasi muslim terbesar didunia. Begitu juga dengan negara ini Al Mamlakah Al Magribiyah dengan julukan negara para hafidz berpenduduk 37 juta, jika misal 90% muslim, berarti sekitar 33 juta memeluk agama islam. Maaf, saya menggunakan prosentase 90%, walau mereka mungkin menaruh prosentase 99% muslim ya.
Seperti di Indonesia, disini bisa ditemui hal yang serupa, ada yang islam biasa, ada yang hanya KTP, ada yang islam tapi ngga sholat, ada yang ahli masjid, ada yang sholat dipinggir jalan, di taman atau dimana saja asal masuk waktu sholat ya sholat, ada yang yang santri di pesantren, ada yang hafidz-hafidzah di masjid-masjid, semua tergantung diri masing-masing ya pemirsa. Islam itu damai dan sempurna, tinggal "orang"-nya mau pada level yang mana. Menyindir saya sendiri pada level yang mana ya? Hehe ***garukkepala
Sesuatu yang paling menarik dari orang-orang disini adalah wanita disini akan lebih menyapa wanita, dan laki-laki akan menyapa laki-laki. Tetapi bagaimana kalau bertemu dengan penjual dengan lawan jenis. Ya, mereka akan bertransaksi biasa. Ngga perlu banyak basa-basi kalau dengan lawan jenis, karena basa-basi sapaan dilakukan lebih pada orang sesama jenis yang akan terus dilakukan setiap bertemu, setiap kali berbelanja, saling mengucapkan berbalas do'a.
Misalnya ketika saya dan suami belanja, pas penjualnya laki-laki, so pasti kamu istri ngga usah ngomong, biarkan suamimu yang ngomong ke penjualnya. Si penjual akan lebih nyuekin kamu. Istri hanya perlu ngomong ke suami, ngga perlu ngomong ke penjual. Itu tandanya si penjual sangat menghargai "wanita"-nya suami. Ini pertamakali saya merasakan dicuekin oleh penjual, haha, krik-krik!
Kebanyakan disini penjualnya para pria, walau ada beberapa ibu-ibu tapi itu tak banyak. Pelayan resto, cafe, penjual sayur, toko, penjual daging, tukang sapu jalanan, PKL yang rata-rata laki-laki sang pencari nafkah keluarga. Perempuan mungkin lebih ada pada sektor kesehatan, seperti pegawai Apotek, Rumah Sakit, Guru, atau Cleaning Servis. Terutama bagian bersih-bersih toilet dimana-mana kebanyakan ibu-ibu. Belum pernah ketemu Cleaning Servis yang masih muda. Ibu-ibu juga lebih terlihat pada sektor domestik, seperti bagian memasak, bersih-bersih di rumah, mengantar jemput anak sekolah. Menemani anak main ditaman.
Dengan orang Asing seperti kami mereka cuek, walau sesekali penasaran. Tetapi ada yang sangat begitu ramah dan meminta izin mencium pipi anak saya, terutama anak perempuan dibawah 5 tahun. Malah kadang ketemu pengen nyium, ya nyium aja, baru senyum sama kita. Tanda sayang mereka memang diekpresikan dengan ciuman ke anak-anak. Saya yang sering mematung, karena belum pernah nyium anak-anak kecil disini apalagi baru kenal. Hehe
Beda lagi untuk orang yang berkulit hitam yang asli Afrika. Mereka lebih menjauhkan diri, tampak cuek dan tidak sering menyapa. Mungkin sedikit rasisme dari orang kulit putih yang masih terasa. Bahasa lokal yang mereka gunakan juga agak berbeda. Mereka menggunakan Bahasa pemersatu antar kulit hitam Benua Afrika dikenal dengan Bahasa Guinea. Tapi sekali kenal kulit hitam, kita bisa jadi teman yang sangat solid. Saya teringat dulu pernah kenal dengan seorang wanita Afrika dan tinggal satu kamar di sebuah Asrama. Dia sangat suka kebersihan, mencuci, mengoles lotion, wewangian, berdandan, berfashion, teliti, ramah, peduli, dan tak lupa sholatnya rajin banget. So,Dont judge the book by its cover, ya pemirsa!
#jumatnulis
#miripindonesia
#eropaafrikaarab
Jumat, 22 April 2022
Anjing
Anjing
By: Desia Sasmito
"Awas!" saya teriakan ke anak-anak setiap kali harus meniti jalan di trotoar. Bukannya kenapa, karena memang banyak eek-nya anjing yang kadang harus terjatuh di trotoar ,pinggir rumput, atau bawah pohon. Harus hati-hati kalau ngga ya kepenyok telek, haha.
Memang kota ini banyak sekali anjing liar yang berlalu lalang. Kadang berjalan seperti layaknya preman jalan, kadang mencari makan di tempat-tempat sampah besar, kadang berwajah ingin dimiliki. Mau piara anjing kamu emangnya?
Yang piara anjing disini juga banyak terutama orang-orang kaya yang mampu memelihara anjing dengan baik, memberi makanan yang sehat, serta memeriksakan ke dokter hewan secara berkala dengan biaya yang mahal tentu saja. Bahkan wanita berkerudung atau pria muslim juga bisa piara anjing disayang layaknya kucing.
Memang negara yang dijuluki seribu benteng ini mayoritas bermahzab Maliki yang berpendapat bahwa menyentuh anjing tidak najis, kecuali jika terkena air liurnya yang basah. Banyak saya temui di jalanan ada anjing keliaran, anjing dibawa jalan-jalan oleh tuannya, atau orang mau menyentuh anjing tanpa takut kena najisnya. Meskipun demikian tidak semuanya mau nyentuh anjing. Ada juga yang sangat memperhatikan kebersihan diri agar bisa terhindar dari kotoran apapun karena berusaha menjaga wudhu.
Saya orang Indonesia yang ngga ada kehidupan anjing disekitaran agak mikir berkali-kali untuk hanya dekat dengannya. Bukannya takut digigit, tapi disenggol aja juga ogah, bisa-bisa mandi 7 macam bunga-bungaan lah jadinya. Eh, ngga gitu juga kali. Haha. Hanya malasnya harus membasuh yang terkena sentuhan sebanyak 7x dengan salah satu basuhannya memakai tanah. Plus sabun wangi, plus antiseptik, plus mandi sekalian juga boleh.
Iya betul, mayoritas Indonesia bermahzab Syafi'i, yang memang sangat "menjaga" dengan penuh kehati-hatian. Menyentuh anjing adalah najis, karena memang bulu anjing terkena air liur yang memang dijilat tiap hari. Jadi, untuk "menjaga" tadi, berusaha tidak menyentuh sekalian daripada ada najis atau yang mengotori kebersihan atau kesucian saat harus sholat, maka mahzab Syafi'i menilai akan terkena najis saat harus mengelus bulu anjing .
Hemat saya, kalau mau cari aman ya ngga usah nyentuh anjing ya. Kalau pas bertemu muka ya santai aja. Di senyumin juga boleh. Asal ngga saling menganggu, aman-aman aja. Jangan membenci makhluk ciptaan Allah apapun bentuknya. Masing-masing makhluk punya peran.
Mungkin karena negara ini banyak per-malingan maka ada yang memelihara anjing sebagai kebutuhan untuk keamanan rumah, ladang dan ternak. Itulah mungkin kenapa banyak anjing di negara ini. Walau tetap ada juga yang memang pengen punya anjing *as a pet* untuk disayang, dijadikan sahabat, dirawat layaknya anggota keluarga.
Jumat, 15 April 2022
Bahasa Darija
Bahasa Darija"
By: Desia Sasmito
"Labas, labas?" sebuah kata yang terus diucapkan ketika bertemu atau menyapa orang yang sudah dikenal ataupun mau kenalan. Kata ini berasal dari bahasa Arab yang dibaca agak cepat, tertelan dan terdengar singkat. Yang artinya "Are you okey?". Itulah kata pertama yang aku dengar dan sering terdengar sampai detik ini.
Bahasa yang digunakan di negara ini bukan Bahasa Arab pada umumnya, tapi Bahasa Darija yaitu Bahasa Arab yang diucapkan sesuai dengan kultur budaya setempat. Seperti Bahasa Jakartaan yang mengakar pada Bahasa Indonesia tapi tak seutuhnya, penuh dengan gubahan dengan aksen baru. Bahasa Darija juga mengalami hal yang sama, Bahasa itu digunakan untuk percakapan sehari-hari, yang tidak diajarkan di sekolah formal. Uniknya mereka mempelajari Bahasa Arab Asli formal di Sekolah, mereka menyebutnya Logat Fasih atau Bahasa Fasih. Para pengajarnya menjelaskan pelajaran dengan menggunakan Bahasa lisan Darija dengan teks buku yang ful Bahasa Arab. Subhanallah, *mumet*-nya.
Tak hanya Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi, tetapi sekolah formal juga mengajarkan Bahasa Perancis sebagai Bahasa keduanya. Jika ada orang asing yang mereka temui, mereka akan menyapa menggunakan Bahasa Perancis. Seperti wajah Asia-ku yang dikategorikan orang Asing di negara ini, menyapaku dengan Bahasa Perancis. Oh, No. Aku tak yang tak bisa Bahasa Arab maupun Perancis, hanya bisa menyapa sederhana, bertransaksi, membayar, lalu berpamitan dalam Bahasa Darija yang ku hafal karena harus berbelanja tiap hari.
Sebuah tantangan belajar Bahasa baru di tempat yang baru, yang tak hanya aku yang harus belajar tetapi juga untuk anak-anakku yang kelak akan bersekolah di negeri ini. Seberapapun kami mahir ber-Bahasa Inggris tak digunakan di negara ini. Ada beberapa pelajar atau kaum terpelajar yang bisa berbicara Bahasa Inggris karena mungkin ada keluarga yang tinggal di luar negeri seperti Amerika, atau negara-negara lainnya yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional. Dan itu sedikit sekali yang bisa ber-Bahasa Inggris, karena memang Bahasa Inggris tidak diajarkan di sekolah formal.
Bahasa Darija bercampur sedikit Bahasa Perancis lebih sering terdengar di berbagai tempat umum, seperti pasar untuk tawar menawar, sekolah-sekolah, layanan publik, ataupun tongkrongan *cafe*.
Sementara tulisan pada papan petunjuk jalan, nama toko, nama jalan, kemasan produk, akan di tulis dalam dua Bahasa Resmi mereka Bahasa Arab dan Perancis. Ada satu Bahasa tua dari suku Amazigh yaitu Bahasa Berber yang mulai bermunculan tertulis di beberapa nama instansi pemerintah, tapi tak banyak.
Selamat datang di sebuah negara dengan Bahasa Arab yang tidak murni Arab, Bahasa Perancis yang tidak murni Perancis. Itulah tantangannya, mengasikkan bukan?
#nulisyuk
#jumatberkah
Kamis, 07 April 2022
Taman Bola
Taman Bola &Jalan Tol
By: Desia Sasmito
Tandus, berpasir, panas terik, angin berhembus, unta berbaris, sahara, laki-laki bersorban itu yang terlintas ketika kita mendengar kata "Afrika". Yakin mau tinggal di Afrika? Haha.
Ah, lupakan apa kata yang kebanyakan orang pikirkan. Tak semua yang diberitakan media itu benar. Mereka hanya menulis sebagian kecil dari bagian terkecil dari dunia ini. Seperti tulisanku ini hanya sedikit dari luasnya Bumi Allah.
Memang Benua Afrika panas dan terik di musim panas, tapi bukan berarti tidak ada musim dingin dibagian utara Benua ini. Di beberapa kota tertentu masih ada hujan salju. Bahkan, negara Sudan yang berada di tengah Benua ini masih ada musim dingin, walau tak bersalju, cukup musim dingin saja walau tak panjang.
Sebagian besar di kota-kota sudah tak terlihat gurun berpasir. Pemandangannya sudah layaknya kota pada umumnya. Bangunan bersusun meninggi ala apartemen. Kantor-kantor, toko-toko, swalayan, jalan Tol, ataupun taman-taman yang mulai terlihat banyak bermunculan di ruang publik.
Pemandangan Jalan Tol dekat dengan rumah kontrakan bisa ditempuh hanya satu menit jalan kaki. Ya, sungguh dekat tempat itu, tempat dimana sejumlah keluarga sekitar kampung ini menghabiskan sore yang panjang di musim panas. Sisi bahu jalan yang terhampar rerumputan hijau yang terawat oleh perusahaan perawatan kebun bukan Dinas milik pemerintah, dilengkapi kursi taman yang menghadap ke Jalan Tol.
Sore yang panjang akan banyak anak-anak yang bermain, berlarian, bermain sepeda, skuter, merangkak, gelimbungan, ngobrol bersama keluarga. Menikmati udara, matahari yang terbenam, langit biru, awan putih, hijau rerumputan, pohon yang tertiup angin, burung-burung putih yang mencari makan dan mobil-mobil di jalan Tol yang berlalu-lalang.
Tak kalah meramaikan juga para remaja yang tengah asyik bermain futsal dan bola basket di lokasi yang sama. Ya, ada empat lapangan futsal dan satu lapangan bola basket outdoor yang dipagari oleh jaring-jaring memutar agar bola tak telempar keluar.
Ada yang satu pemandangan paling beda di sekitar Jalan Tol ini adalah warga bisa nyebrang Jalan Tol yang tak berpagar. Mereka nyebrang layaknya nyebrang jalan raya. Kulihat kakek-nenekpun ikut nyebrang. Ada juga pengemudi motor yang kadang ikut nimbrung menggunakan Jalan Tol walau tak banyak. Beda tempat beda aturan, atau memang ada aturan tapi ada yang melanggar.
Selasa, 29 Maret 2022
Musim Dingin
Musim Dingin
By: Desia Sasmito
Langit begitu mendung saat kami keluar dari Bandara, tak ada sedikitpun sengatan matahari terpantulkan. Tetesan air yang menempel pada jendela mobil yang membawa kami memasuki kota. Aku sangat tertarik melihat bangunan sekitar jalan menuju ke kota ini. Sederetan bangunan kotak, dengan jendela yang berderet simetris dari lantai dasar sampai ke lantai atasnya. Warna natural hampir mendominasi setiap bangunan yang tidak begitu tinggi, bukan seperti *skycrappers* yang menjulang tinggi di Jakarta.
Hanya sekitar tujuh puluh menit berlalu sampailah kami di sebuah rumah dengan ciri yang aku lihat di sepanjang jalan. Rumah deret ketiga dihitung dari pojok, tak tahu nomer berapa, belum tahu nama jalannya, akupun membuka pintu dengan menghirup dingin udara dibawah pohon seperti daun maple, ah aku belum jeli untuk mengenali jenis pohon di negara ini.
Mereka menyebutnya akhir musim dingin yang sudah hangat, tapi bagiku yang susah untuk berkeringat sangat merasa kedinginan. Lemak kulitku tembus dengan angin kencang ala gurunnya. Walau tak ada lagi pemandangan gurun lagi dikota ini, tapi iklim, cuaca dan alam tetap menyajikan bagaimana tanah gurun bernafas dan hilir mudik sesuai kodratnya. "Aku tak suka ini!", begitulah otak bekuku ketika bertemu dengan musim dingin.
Ingatanku mulai melalang buana bagaimana aku bisa bertemu dengan musim dingin untuk pertama kalinya. Ya, itu sembilan tahun yang lalu. Bukan hanya musim dingin, tapi hujan salju aku terjang setiap kali harus berangkat untuk belajar. Rangkap tiga kaos panjang, *sweater*, jaket khusus bahan tebal yang beli di pasar dekat campus menjadi pakaian wajib tanpa mandi berhari-hari. Sendu setiap kali aku bertemu dengan salju. Tawa setiap aku bertemu dengan teh panas, camilan biji-bijian, berkumpul dengan teman-teman berada dalam ruangan dengan penghangat radiator yang sudah tentu akan menghangatkan tubuh kami yang kedinginan.
Mungkin kalian tak sepakat denganku, kalau dingin itu menyenangkan daripada kepanasan. Tapi tidak buatku. Redup tanpa cahaya seperti kelabu sepi tanpa keceriaan. Dingin yang merengut senyum seseorang. Itulah kenapa orang-orang yang hidup di negara dengan cukup matahari akan lebih hangat, lebih ceria dan lebih ramah. Ah, apakah benar demikian? Atau itu semua hanya pendapatku saja? Entahlah!
Kamis, 24 Maret 2022
Pindah Benua
Sabtu, 12 Maret 2022
Casablanca
Saat itu waktu menunjukkan hampir tengah hari, aku tak tahu pastinya, tapi hari itu tak secuil sinar matahari menampakkan batang hidungnya. Terdengar pengumuman dalam tiga bahasa dari awak pesawat, Bahasa Inggris, Perancis dan Arab, bahwa pesawat akan mendarat di Bandara International Casablanca. Aku pun menoleh ke arah anak-anak untuk mengencangkan sabuk pengaman, membetulkan masker dan memegang kantong plastik, lalu aku mempersiapkan tisu kalau kalau anak-anakku ada yang muntah.
Ku lihat ada dua pramugari hilir mudik memberikan intruksi agar segera mengencangkan sabuk pengaman. Ku lirik anak-anak masih asik main game di layar belakang kursi penumpang. Ya, mereka berdua anteng sejak duduk di kursi pesawat karena layar di depannya menyuguhkan banyak sekali game sederhana. Aku pun tertarik untuk mengambil gambar suasana ini. Sambil ku nyalakan layar di depanku dengan memutar animasi dan peta yang menggambarkan keadaan bagaimana pesawat ini akan mendarat.
Setelah beberapa menit terasa berat suasana, lalu tiba-tiba terdengar roda mendarat utama diturunkan, derit roda yang menggesek landasan pesawat mulai terasa menusuk ulu hati dan alhamdulillah mulus mendarat.
Segera ku persiapkan tisu basah, karena sesuai dugaan salah satu anakku memutahkan isi perutnya. Ku tukar dengan kantong plastik yang baru dan ku bersihkan sampah yang terlihat berserakan dibawah kursi. Setelah beres semua, lalu aku mengintip ke arah jendela mencoba mencari tahu seperti apakah bandara di kota ini.
Aku tersenyum kecil, Bandara ini mengingatkanku pada salah satu Bandara di tanah air, Bandar Udara Lombok, di kota Mataram. Entah sepuluh tahun yang lalu sudah menjadi Bandara Internasional atau belum, tapi yang pasti sekarang Bandara tersebut sudah berlabel International Airport. Sederhana, tak terlalu luas dan modern tapi sudah Internasional. "Welcome to kota Casablanca", bisikku dalam hati.
Empat ratus tiga puluh enam hari berlalu, kami bersembunyi dari corona virus saat itu menguasai dunua. Jejak kepergian ayah dari anak-anakku untuk merantau ke negara ini, akhirnya aku dan anak-anakku mengikutinya.
Suara pintu pesawatpun dibuka tanda penumpang dipersilahkan turun dari pesawat. "Ini saatnya!" pikirku sambil menurunkan tas dari kabin. Lalu, bergantian untuk keluar menyusuri lorong pesawat. Tak apalah kami belakangan, asal anak-anak siap untuk melangkah.
Akhirnya tiba giliran kami untuk melewati lorong pintu pesawat itu dan dalam beberapa langkah akupun mendengar teriakan anak-anakku, "Babaa..."
@jeeluvina
@nulisyuk
# nulisyukbatch161
Senin, 31 Januari 2022
The dreamcatchers
By: desiasasmito
Setiap kita pasti hidup dalam sebuah impian. Karena impian itulah yang akan selalu membuat kita hidup dan tertantang untuk meraihnya. Ketakutan kegagalan meraih impian pasti akan selalu ada menghantui setiap insan. Itulah kenapa kita harus rajin mengadahkan tangan ke Sang Pemilik Alam Raya ini, kita harus selalu berbuat kebaikan untuk sesama agar harmoni itu tercipta dan kita layak untuk mendapatkan impian.
Hari ini anak laki-laki saya bertanya,
"mi, cita-cita atau impiannya mimi apa?"
Sontak saja saya langsung menjawab, "Penulis".
Rupanya wajah anak kelas taman kanak-kanak ini menampakkan belum paham apa itu penulis.
Lalu sayapun menjawabnya lebih sederhana, "pengen punya buku, membuat buku, membuat cerita yang bermanfaat lalu dibuat buku"
Cita-cita saya tak dikenal di Taman Kanak-Kanak rupanya. Mungkin berlaku juga ketika saya masih kecil, impian saya masih mengantung tak tahu harus mau jadi apa kelak dewasa. Impian akan ditemukan oleh para peraih impian seiring bertambah usia. Gali terus setiap bakat yang kita miliki agar "dream" itu semakin nyata mendekat ke kita.
"Dream" atau impian itu akan selalu ada karena panggilan dari fitrah kita sebagai manusia. Ada yang lambat mencari impiannya. Ada yang takut bermimpi. Ada yang tak yakin pada impian itu sendiri. Tapi seberapapun kita tidak yakin, impian itu akan selalu membuat kita bergerak dan bersemangat setiap harinya.
Tidak ada orang yang gagal meraih impian, karena kegagalan dari sebuah impian sebenarnya itu bukan "impian" milik mereka.
@nulisyuk
# itsmydream
# lombanulisyuk
# nulisyukjanuari