Minggu, 10 Juli 2022

Eid Adha 2022

Idul Adha di Maroko
By: Desia Sasmito

“Mbek, mbek!!!” suara kambing dari kejauhan. Sepuluh hari sebelum hari Raya Idul Adha tepatnya 10 Dzulhijah yakni tepat 10 Juli 2022, sebuah lapangan kosong dekat rumah kami tiba-tiba dikelilingi pagar pembatas. Saya pun bertanya-tanya apa lapangannya sudah terjual? Tapi esok harinya terjawab sudah, rupanya lokasi ini adalah lokasi dimana para peternak alias penggembala kambing akan menawarkan domba-dombanya. 

Mereka datang pagi hari dengan truk kecil maupun besar untuk mengangkut domba-dombanya. Membuat gerombolan kambing, mengecat sedikit bulunya agar tidak tertukar dengan penjual lainnya, tanpa ada tali yang mengikat gerombolan domba-domba itu akan dengan senang hati mengikuti penggembalanya atau orang yang memegang tongkat. Ada juga sebagian yang di pagari ala kadarnya karena memang ukuran dombanya agak besar. 

Para pembeli berdatangan dari seluruh penjuru kota, ada yang berjalan, diangkut dengan mobil atau taxi (ditaruh didalam bagasi gaes). Lapangan besar itu mendadak menjadi pasar hewan lebih tepatnya pasar domba, karena hanya domba saja yang dijual belikan. Tak ada sapi maupun kambing. Ya, hanya domba. Ada yang jenis domba berukuran kecil, sedang maupun besar. Harga tergantung ukuran, penawaran dari penjual dan transaksi dari pembeli. Bebas memilih sesuai budget, no makelar, no tipu-tipu, check barang sebelum angkut, hehe. 

Idul Adha adalah hari besar yang sangat disambut meriah oleh umat islam di negara ini. Mereka berkumpul dengan keluarga besar, mudik sekalian mengadakan penyembelihan domba kurban setelah sholat Ied, masak bersama, makan bersama. Ini adalah momen berharga dengan sanak saudara yang dinanti setiap tahunnya. Toko-toko kelontong, pasar akan libur sampai 10 hari hingga 14 hari ke depan. Jadi, siap-siap ya dengan belanja sayuran dan kebutuhan rumah lainnya sebelum mereka pergi mudik. 

Bau domba pun mulai tercium dari halaman rumah maupun dapur yang dekat sekali dengan halaman tetangga yang sudah membeli domba dan dirawat sementara di halaman belakang rumah masing-masing. Kami yang biasa hidup didesa tidak masalah dengan bau alam seperti ini, haha. Tapi mungkin mengganggu untuk orang-orang tertentu ya.

Seperti halnya Idul Fitri, tak ada juga takbiran di malam hari sebelum hari Idul Adha. Gema takbir hanya akan terdengar saat sholat id esok pagi dan saat penyembelihan. Jadi, kami malam ini menyalakan youtube bersuarakan takbir sehabis sholat magrib sekitar pukul 21:30 sambil menunggu waktu sholat Isya menggelar tikat di halaman rumah, haha. 

Anyway, happy Ied Adha. May you have a joyous Eid wherever you are. Alhamdulillaah. 

#iduladhadimaroko
#tanahrantau
#haribesariduladha




Jumat, 20 Mei 2022

Toilet Super Kering

 Toilet atau WC

By: Desia Sasmito

Baiklah, karena kita orang Indonesia yang rata-rata memakai toilet jongkok, walau memang di rumah-rumah modern sudah banyak yang menggunakan toilet duduk. Kalau rumah memakai toilet duduk sih ngga masalah, karena dipakai pribadi, hanya anggota keluarga saja yang pakai. Jadi kita juga tahu benar kebersihannya karena kita yang bersihkan sendiri. Ya, kan? Nah, bagaimana kalau toilet umum?

Kalau saya pribadi suka memilih memakai toilet umum yang jongkok karena ngga perlu nempel di tempat pembuangannya. Kita ngga pernah tahu tingkat kebersihan toilet tersebut benar-benar hiegenis atau tidak. Ataupun ada orang memakai toilet sebelum kita bawa kuman penyakit atau tidak. 

Saya ada tips jika kita bepergian atau harus tinggal di sebuah negara dengan toilet kering. 

Pertama, selalu sedia minimal tisu basah kemasan kecil (karena kalau kemasan  besar kadang berat) di dalam tas atau saku saat akan keluar rumah dengan perkiraan keluar lebih dari dua jam. 

Kedua, bawa botol kosong, bekas air mineral 600ml. Karena kota dimana saya tinggal kebanyakan toilet umumnya jenis toilet kering, maka hanya disediakan tisu kering, tak ada selang air untuk cebok. Maka, inilah fungsi botol kosong itu agar bisa di isi air di wastafel dan digunakan untuk cebok setelah Buang Air Kecil. Kalau mau Buang Air Besar ya harus kombinasi dengan tisu basah, baru air botol dibuat bilas. Baru dilap pakai tisu kering yang tersedia. Itu baru standart nyamannya saya, bersih dan bisa sholat bisa dimana aja. 

Ketiga, bawa celana dalam cadangan. Jika berencana keluar rumah seharian lebih baik bawa celana dalam ganti dan masukkan ke dalam kantong plastik. Plastik itu nantinya berguna agar celana yang kotor nanti bisa dimasukkan plastik tsb, dan celana bersih bisa dipakai.

Jika lupa membawa tiga hal yang saya sebutkan diatas, cara darurat bisa menggunakan tisu kering yang di basahi air wastafel sebelum masuk ke toilet. Biarkan benar-benar selesai dan sapu dalam sekali sapuan. Kemudian, keringkan dengan tisu kering. 

Nah, begitu teman-teman tips dari saya, yang mungkin mengalami hal yang sama ketika harus kebelet dan ketemu dengan toilet super kering. Yuk, berusaha menjaga kebersihan dimulai diri sendiri. Menghindari najis sebisa mungkin, agar maksimal beribadah jika waktu sholat tiba. 

# toilet

# jagakebersihan

# jumatnulisyuk

#sharingtips



Jumat, 13 Mei 2022

Masjid di Maroko

"Masjid"
By: Desia Sasmito

Bentuk bangunan masjid tak ada kubah, ada menara masjid juga tak begitu tinggi, tapi cukup membantu untuk mengeraskan suara adzan. Adzan tidak nyaring keras, lebih ke arah "lirih" , tapi tetap terdengar di kejauhan. Walaupun lirih tapi banyak jamaah yang datang untuk sholat berjamaah. Mashaallaah. Selalu ngga pernah sepi setiap waktu sholat tiba bergegas segera berwudhu. Jarak adzan dan Iqomah sholat sekitar 15-20 menit. 

Ada yang menarik dari cara mereka berwudhu. Disediakan sandal untuk berwudhu. Pada area wudhu juga disediakan kursi, mereka yang tidak kuat membungkuk akan terbantu dengan kursi-kursi itu. Dengan santainya duduk bisa mengambil air wudhu dari kran dengan mengisi penuh air pada sebuah gayung secara hati-hati. Cukup satu gayung saja, mereka bisa melaksanakan wudhu dengan membasuh sempurna. Mereka sangat irit air, menggunakan sebaik-baiknya dan menghindari kemubaziran. Tak ada air yang terbuang percuma. 

Lalu, sepatu boleh dibawa masuk masjid. Disediakan rak-rak sepatu pada sudut, dinding, dan tiang masjid untuk meletakkan sepatu sandal. Mungkin bertujuan agar ketika jamaah sholat mau pulang tanpa bingung mencari sepatunya yang mungkin bisa berhamburan di depan pintu masjid, atau basah karena cuaca, atau tertukar, bahkan agar tidak tercuri. Menghadirkan rasa aman ketika sholat di masjid. Tapi kadang juga bertanya apakah sepatu itu benar-benar bersih, tidak rontok di karpet saat masuk masjid dengan ditenteng pemiliknya?

Pertama kali memasuki masjid di kota ini pas moment Ramadhan. Dimana musim dingin berangsur menghangat,  udara bersahabat, tidak sering hujan,  saya berangkat ikut tarawih berjamaah di akhir Ramadhan. Rata-rata masjid penuh saat sholat tarawih berlangsung. Kadang sangking penuhnya saya kondisikan untuk mencari shaf pojok belakang. Dan agar anak-anak tidak jalan-jalan menganggu orang sholat, maka saya bawakan cemilan. Mereka anteng ketika harus nyemil di sela-sela sholat, saya juga berpesan jangan berlarian di barisan jamaah yang sedang sholat. 

Tak banyak yang membawa serta anak-anaknya ke masjid. Kebanyakan para orang tua (sepuh) yang memakai kursi agar tetap bisa berjama'ah. Masjid menyediakan banyak kursi plastik untuk sholat. Orang-orang tua renta bisa semangat sholatnya. Kursi hanya diduduki hanya pada saat duduk tahiyat. Selebihnya mereka tetap berusaha berdiri, rukuk dan sujud. 

Alunan bacaan Qur'an yang sangat merdu, empuk dan menenangkan membuat suasana selalu khusuk. Yang dibaca bukan surat pendek lagi, tapi surat-surat panjang yang dihafal oleh sang imam masjid. Jika ada kesalahan hafalan yang dibaca, maka hampir seluruh jamaah pria mampu membetulkan bacaannya. Keren ya? Idih, bikin iri. Yup, negara ini memang terkenal dengan hafidz dan hafidzah-nya. Bahkan negara ini juga memberikan pendidikan gratis atau beasiswa untuk hafidz dan hafidzah dari luar negara-nya. 

Ramadhan itu sungguh berbeda, saya berada di barisan dimana para jamaah tidak memakai mukena. Mereka beribadah sholat dengan berpakaian terusan Jilaba seperti abaya dengan penutup kepala kerucut ala jaket tapi ngga difungsikan, diganti dengan berjilbab biasa, dan berkaos kaki atau dengan memakai baju khas masing-masing suku dari benua afrika ini. 

Dan diakhir setiap waktu sholat kecuali magrib dan setelah do'a selesai, kita harus cepet-cepet keluar juga, karena takmir masjid akan langsung mengunci pintu dan pagar masjid. Jadi jika hp, kunci rumah atau barang berharga lainnya ketinggalan di masjid, maka kamu harus nyari takmirnya. Atau jangan-jangan kamu-nya yang terkunci karena ketiduran. Haha


#masjid
#jumatnulis
#coretan

Jumat, 06 Mei 2022

Pengemis

Pengemis

By: Desia Sasmito

Mungkin dipikiran kebanyakan kalian di luar negeri ngga ada pengemis, kalian salah sayang. Dimanapun dibelahan bumi manapun, bahkan mungkin di negara-negara maju sekalipun akan selalu ada pengemis. Eiits, kecuali di Antartika atau di hutan yang orang-orang tak butuh uang, hanya butuh berburu, atau memanfaatkan apa yang disediakan alam.

Memang orang tidak mampu di negara maju akan mendapat uang santunan bulanan dipilih dengan selektif ditujukan untuk warganya. Kalaupun harus menjadi gelandangan atau pengemis itu karena banyak hal, bisa jadi karena problem mental, keluarga, kebangkrutan, suka judi, minum, manajemen yang buruk dll.

Tapi katanya sih di negara ini ngga ada uang santunan bulanan untuk orang-orang tak mampu. Entah atau saya yang tak cukup informasi atau mungkin ada tapi saya yang ngga tahu. Tapi saya melihat banyaknya peminta-minta, di pasar, pinggir jalan, atau bahkan di depan masjid. Jadi setiap sholat jamaah selesai, mereka para peminta-minta itu berjajar menunggu bubaran para jamaah  di depan pagar masjid. Kebanyakan para wanita, orang berkursi roda, atau anak kecil. Berharap ada yang memberi uang receh. 

Mereka juga kadang membongkar timbunan sampah agar mendapat sisa makanan atau menunggu di sekitar tempat makan, untuk meneruskan makan makanan orang yang menyisakan makannya. Tak banyak tapi itu ada.

Kadang saya berpikir lagi, kenapa di negara dengan banyak rumah-rumah mewah, mobil-mobil keren, kebun-kebun cantiknya masih ada orang yang terlantar? Apa ada yang salah dengan sistem donasinya? Atau mental warganya? Atau pendidikannya? Ah, Pengemis atau peminta-minta di negara empat musim lebih berat tantangannya. Gelandangan, orang-orang yang tak punya rumah bisa mati kedinginan, kelaparan di musim dingin. 

Tak ada "bancaan" ala Indonesia, yang hampir setiap bulan ada event bagi-bagi makanan. Belum lagi termasuk event syukuran, tahlilan, pengajian, sunatan, mantenan yang penuh dengan berbagai macam hidangan. Ah, "bancaan" memang sangat membantu untuk orang-orang yang membutuhkan makanan. Berbagi sebisanya, tak harus mewah, memberi makanan radius kampungnya, saudara-saudaranya. Oh, "bancaan" peranmu sangat berharga ditengah suara perut yang lapar. 


#jumatnulisyuk

#sisilain

#taktegafotopengemis


Jumat, 29 April 2022

People

People alias Rakyat

By: Desia Sasmito 

Kemiripan negara ini dengan tanah air adalah mayoritas muslim, mengimani  Allah yang satu dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah yang terakhir. Jika  misal 90% dari total jumlah penduduk Indonesia yang 270 juta, berarti  240 juta adalah muslim Indonesia , yang berarti negara dengan populasi muslim terbesar didunia. Begitu juga dengan negara ini Al Mamlakah Al Magribiyah dengan julukan negara para hafidz berpenduduk 37 juta, jika misal 90% muslim, berarti sekitar 33 juta memeluk agama islam. Maaf, saya menggunakan prosentase 90%, walau mereka mungkin menaruh prosentase 99% muslim ya. 

Seperti di Indonesia, disini bisa ditemui hal yang serupa, ada yang islam biasa, ada yang hanya KTP, ada yang islam tapi ngga sholat, ada yang ahli masjid, ada yang sholat dipinggir jalan, di taman atau dimana saja asal masuk waktu sholat ya sholat, ada yang yang santri di pesantren, ada yang hafidz-hafidzah di masjid-masjid, semua tergantung diri masing-masing ya pemirsa. Islam itu damai dan sempurna, tinggal "orang"-nya mau pada level yang mana. Menyindir saya sendiri pada level yang mana ya? Hehe ***garukkepala

Sesuatu yang paling menarik dari orang-orang disini adalah wanita disini akan lebih menyapa wanita, dan laki-laki akan menyapa laki-laki. Tetapi bagaimana kalau bertemu dengan penjual dengan lawan jenis. Ya, mereka akan bertransaksi biasa. Ngga perlu banyak basa-basi kalau dengan lawan jenis, karena basa-basi sapaan dilakukan lebih pada orang sesama jenis yang akan terus dilakukan setiap bertemu, setiap kali berbelanja, saling mengucapkan berbalas do'a.

Misalnya ketika saya dan suami belanja, pas penjualnya laki-laki, so pasti kamu istri ngga usah ngomong, biarkan suamimu yang ngomong ke penjualnya. Si penjual akan lebih nyuekin kamu. Istri hanya perlu ngomong ke suami, ngga perlu ngomong ke penjual. Itu tandanya si penjual sangat menghargai "wanita"-nya suami. Ini pertamakali saya merasakan dicuekin oleh penjual, haha, krik-krik!

Kebanyakan disini penjualnya para pria, walau ada beberapa ibu-ibu tapi itu tak banyak. Pelayan resto, cafe, penjual sayur, toko, penjual daging, tukang sapu jalanan, PKL yang rata-rata laki-laki sang pencari nafkah keluarga. Perempuan mungkin lebih ada pada sektor kesehatan, seperti pegawai Apotek, Rumah Sakit, Guru, atau Cleaning Servis. Terutama bagian bersih-bersih toilet dimana-mana kebanyakan ibu-ibu. Belum pernah ketemu Cleaning Servis yang masih muda. Ibu-ibu juga lebih terlihat pada sektor domestik, seperti bagian memasak, bersih-bersih di rumah, mengantar jemput anak sekolah. Menemani anak main ditaman. 

Dengan orang Asing seperti kami mereka cuek, walau sesekali penasaran. Tetapi ada yang sangat begitu ramah dan meminta izin mencium pipi anak saya, terutama anak perempuan dibawah 5 tahun. Malah kadang ketemu pengen nyium, ya nyium aja, baru senyum sama kita. Tanda sayang mereka memang diekpresikan dengan ciuman ke anak-anak. Saya yang sering mematung, karena belum pernah nyium anak-anak kecil disini apalagi baru kenal. Hehe

Beda lagi untuk orang yang berkulit hitam yang asli Afrika. Mereka lebih menjauhkan diri, tampak cuek dan tidak sering menyapa. Mungkin sedikit rasisme dari orang kulit putih yang masih terasa. Bahasa lokal yang mereka gunakan juga agak berbeda. Mereka menggunakan Bahasa pemersatu antar kulit hitam Benua Afrika dikenal dengan Bahasa Guinea. Tapi sekali kenal kulit hitam, kita bisa jadi teman yang sangat solid. Saya teringat dulu pernah kenal dengan seorang wanita Afrika dan tinggal satu kamar di sebuah Asrama. Dia sangat suka kebersihan, mencuci, mengoles lotion, wewangian, berdandan, berfashion, teliti, ramah, peduli, dan tak lupa sholatnya rajin banget. So,Dont judge the book by its cover, ya pemirsa!

#jumatnulis

#miripindonesia

#eropaafrikaarab



Jumat, 22 April 2022

Anjing

 Anjing

By: Desia Sasmito

"Awas!" saya teriakan ke anak-anak setiap kali harus  meniti jalan di trotoar.  Bukannya kenapa, karena memang banyak eek-nya anjing yang kadang harus terjatuh di trotoar ,pinggir rumput, atau bawah pohon. Harus hati-hati kalau ngga ya kepenyok telek, haha. 

Memang kota ini banyak sekali anjing liar yang berlalu lalang. Kadang berjalan seperti layaknya preman jalan, kadang mencari makan di tempat-tempat sampah besar, kadang berwajah ingin dimiliki. Mau piara anjing kamu emangnya? 

Yang piara anjing disini juga banyak terutama orang-orang kaya yang mampu memelihara anjing dengan baik, memberi makanan yang sehat, serta memeriksakan ke dokter hewan secara berkala dengan biaya yang mahal tentu saja. Bahkan wanita berkerudung atau pria muslim juga bisa piara anjing disayang layaknya kucing. 

Memang negara yang dijuluki seribu benteng ini mayoritas bermahzab Maliki yang berpendapat bahwa menyentuh anjing tidak najis, kecuali jika terkena air liurnya yang basah. Banyak saya temui di jalanan ada anjing keliaran, anjing dibawa jalan-jalan oleh tuannya, atau orang mau menyentuh anjing tanpa takut kena najisnya. Meskipun demikian tidak semuanya mau nyentuh anjing. Ada juga yang sangat memperhatikan kebersihan diri agar bisa terhindar dari kotoran apapun karena berusaha menjaga wudhu.

Saya orang Indonesia yang ngga ada kehidupan anjing disekitaran agak mikir berkali-kali untuk hanya dekat dengannya. Bukannya takut digigit, tapi disenggol aja juga ogah, bisa-bisa mandi 7 macam bunga-bungaan lah jadinya. Eh, ngga gitu juga kali. Haha. Hanya malasnya harus membasuh yang terkena sentuhan sebanyak  7x dengan salah satu basuhannya memakai tanah. Plus sabun wangi, plus antiseptik, plus mandi sekalian juga boleh. 

Iya betul, mayoritas Indonesia bermahzab Syafi'i, yang memang sangat "menjaga" dengan penuh kehati-hatian. Menyentuh anjing adalah najis, karena memang bulu anjing terkena air liur yang memang dijilat tiap hari. Jadi, untuk "menjaga" tadi, berusaha tidak menyentuh sekalian daripada ada najis atau yang mengotori kebersihan atau kesucian saat harus sholat, maka mahzab Syafi'i menilai akan terkena najis saat harus mengelus bulu anjing . 

Hemat saya, kalau mau cari aman ya ngga usah nyentuh anjing ya. Kalau pas bertemu muka ya santai aja. Di senyumin juga boleh. Asal ngga saling menganggu, aman-aman aja. Jangan membenci makhluk ciptaan Allah apapun bentuknya. Masing-masing makhluk punya peran. 

Mungkin karena negara ini banyak per-malingan maka ada yang memelihara anjing sebagai kebutuhan untuk keamanan rumah, ladang dan ternak. Itulah mungkin kenapa banyak anjing di negara ini. Walau tetap ada juga yang memang pengen punya anjing *as a pet* untuk disayang, dijadikan sahabat, dirawat layaknya anggota keluarga.


Jumat, 15 April 2022

Bahasa Darija

Bahasa Darija"

By: Desia Sasmito 

"Labas, labas?" sebuah kata yang terus diucapkan ketika bertemu atau menyapa orang yang sudah dikenal ataupun mau kenalan. Kata ini berasal dari bahasa Arab yang dibaca agak cepat, tertelan dan terdengar singkat. Yang artinya "Are you okey?". Itulah kata pertama yang aku dengar dan sering terdengar sampai detik ini.

Bahasa yang digunakan di negara ini bukan Bahasa Arab pada umumnya, tapi Bahasa Darija yaitu Bahasa Arab yang diucapkan sesuai dengan kultur budaya setempat. Seperti Bahasa Jakartaan yang mengakar pada Bahasa Indonesia tapi tak seutuhnya, penuh dengan gubahan dengan aksen baru. Bahasa Darija juga mengalami hal yang sama, Bahasa itu digunakan untuk percakapan sehari-hari, yang tidak diajarkan di sekolah formal. Uniknya mereka mempelajari Bahasa Arab Asli formal di Sekolah, mereka menyebutnya Logat Fasih atau Bahasa Fasih. Para pengajarnya menjelaskan pelajaran dengan menggunakan Bahasa lisan Darija dengan teks buku yang ful Bahasa Arab.   Subhanallah, *mumet*-nya.

Tak hanya Bahasa Arab sebagai Bahasa resmi, tetapi sekolah formal juga mengajarkan Bahasa Perancis sebagai Bahasa keduanya. Jika ada orang asing yang mereka temui, mereka akan menyapa menggunakan Bahasa Perancis. Seperti wajah Asia-ku yang dikategorikan orang Asing di negara ini, menyapaku dengan Bahasa Perancis. Oh, No. Aku tak yang tak bisa Bahasa Arab maupun Perancis, hanya bisa menyapa sederhana, bertransaksi, membayar, lalu berpamitan dalam Bahasa Darija yang ku hafal karena harus berbelanja tiap hari.

Sebuah tantangan belajar Bahasa baru di tempat yang baru, yang tak hanya aku yang harus belajar tetapi juga untuk anak-anakku yang kelak akan bersekolah di negeri ini. Seberapapun kami mahir ber-Bahasa Inggris tak digunakan di negara ini. Ada beberapa pelajar atau kaum terpelajar yang bisa berbicara Bahasa Inggris karena mungkin ada keluarga yang tinggal di luar negeri seperti Amerika, atau negara-negara lainnya yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Internasional. Dan itu sedikit sekali yang bisa ber-Bahasa Inggris, karena memang Bahasa Inggris tidak diajarkan di sekolah formal.

Bahasa Darija bercampur sedikit Bahasa Perancis  lebih sering terdengar di berbagai tempat umum, seperti pasar untuk tawar menawar, sekolah-sekolah,  layanan publik, ataupun tongkrongan *cafe*.
Sementara tulisan pada papan petunjuk jalan, nama toko, nama jalan, kemasan produk, akan di tulis dalam dua Bahasa Resmi mereka Bahasa Arab dan Perancis. Ada satu Bahasa tua dari suku Amazigh yaitu Bahasa Berber yang mulai bermunculan tertulis di beberapa nama instansi pemerintah, tapi tak banyak.

Selamat datang di sebuah negara dengan Bahasa Arab yang tidak murni Arab, Bahasa Perancis yang tidak murni Perancis. Itulah tantangannya, mengasikkan bukan? 


#nulisyuk

#jumatberkah






Kamis, 07 April 2022

Taman Bola

Taman Bola &Jalan Tol

By: Desia Sasmito


Tandus, berpasir, panas terik, angin berhembus, unta berbaris, sahara, laki-laki bersorban itu yang terlintas ketika kita mendengar kata "Afrika". Yakin mau tinggal di Afrika? Haha.

Ah, lupakan apa kata yang kebanyakan orang pikirkan.  Tak semua yang diberitakan media itu benar. Mereka hanya menulis sebagian kecil dari bagian terkecil dari dunia ini. Seperti tulisanku ini hanya sedikit dari luasnya Bumi Allah. 

Memang Benua Afrika panas dan terik di musim panas, tapi bukan berarti tidak ada musim dingin dibagian utara Benua ini. Di beberapa kota tertentu masih ada hujan salju. Bahkan, negara Sudan yang berada di tengah Benua ini masih ada musim dingin, walau tak bersalju, cukup musim dingin saja walau tak panjang. 

Sebagian besar di kota-kota sudah tak terlihat gurun berpasir. Pemandangannya sudah layaknya kota pada umumnya. Bangunan bersusun meninggi ala apartemen. Kantor-kantor, toko-toko, swalayan, jalan Tol, ataupun taman-taman yang mulai terlihat banyak bermunculan di ruang publik. 

Pemandangan Jalan Tol dekat dengan rumah kontrakan bisa ditempuh hanya satu menit jalan kaki. Ya, sungguh dekat tempat itu, tempat dimana sejumlah keluarga sekitar kampung ini menghabiskan sore yang panjang di musim panas. Sisi bahu jalan yang terhampar rerumputan hijau yang terawat oleh perusahaan perawatan kebun bukan Dinas milik pemerintah, dilengkapi kursi taman yang menghadap ke Jalan Tol. 

Sore yang panjang akan banyak anak-anak yang bermain, berlarian, bermain sepeda, skuter, merangkak, gelimbungan, ngobrol bersama keluarga. Menikmati udara, matahari yang terbenam, langit biru, awan putih, hijau rerumputan, pohon yang tertiup angin, burung-burung putih yang mencari makan dan mobil-mobil di jalan Tol yang berlalu-lalang. 

Tak kalah meramaikan juga para remaja yang tengah asyik bermain futsal dan bola basket di lokasi yang sama. Ya, ada empat lapangan futsal dan satu lapangan bola basket outdoor yang dipagari oleh jaring-jaring memutar agar bola tak telempar keluar. 

Ada yang satu pemandangan paling beda di sekitar Jalan Tol ini adalah warga bisa nyebrang Jalan Tol yang tak berpagar. Mereka nyebrang layaknya nyebrang jalan raya. Kulihat kakek-nenekpun ikut nyebrang. Ada juga pengemudi motor yang kadang ikut nimbrung menggunakan Jalan Tol walau tak banyak. Beda tempat beda aturan, atau memang ada aturan tapi ada yang melanggar.



Selasa, 29 Maret 2022

Musim Dingin

Musim Dingin

By: Desia Sasmito

Langit begitu mendung saat kami keluar dari Bandara, tak ada sedikitpun sengatan matahari terpantulkan. Tetesan air yang menempel pada jendela mobil yang membawa kami memasuki kota. Aku sangat tertarik melihat bangunan sekitar jalan menuju ke kota ini. Sederetan bangunan kotak, dengan jendela yang berderet simetris dari lantai dasar sampai ke lantai atasnya. Warna natural  hampir mendominasi setiap bangunan yang tidak begitu tinggi, bukan seperti *skycrappers* yang menjulang tinggi di Jakarta.

Hanya sekitar tujuh puluh menit berlalu  sampailah kami di sebuah rumah dengan ciri yang aku lihat di sepanjang jalan. Rumah deret ketiga dihitung dari pojok, tak tahu nomer berapa, belum tahu nama jalannya, akupun membuka pintu dengan menghirup dingin udara  dibawah pohon seperti daun maple, ah aku belum jeli untuk mengenali jenis pohon di negara ini.

Mereka menyebutnya akhir musim dingin yang sudah hangat, tapi  bagiku yang susah untuk berkeringat sangat merasa kedinginan. Lemak kulitku tembus dengan angin kencang ala gurunnya. Walau tak ada lagi pemandangan gurun lagi dikota ini, tapi iklim, cuaca dan alam tetap menyajikan bagaimana tanah gurun bernafas dan hilir mudik sesuai kodratnya. "Aku tak suka ini!", begitulah otak bekuku ketika bertemu dengan musim dingin.

Ingatanku mulai melalang buana bagaimana aku bisa bertemu dengan musim dingin untuk pertama kalinya. Ya, itu sembilan tahun yang lalu. Bukan hanya musim dingin, tapi hujan salju aku terjang  setiap kali harus berangkat untuk belajar. Rangkap tiga kaos panjang, *sweater*, jaket khusus bahan tebal yang beli di pasar dekat campus menjadi pakaian wajib tanpa mandi berhari-hari.  Sendu setiap kali aku bertemu dengan salju. Tawa setiap aku bertemu dengan teh panas, camilan biji-bijian, berkumpul dengan teman-teman berada dalam ruangan dengan penghangat radiator yang sudah tentu akan menghangatkan tubuh kami yang kedinginan.

Mungkin kalian tak sepakat denganku, kalau dingin itu menyenangkan daripada kepanasan. Tapi tidak buatku. Redup tanpa cahaya seperti kelabu sepi tanpa keceriaan. Dingin yang merengut senyum seseorang. Itulah kenapa orang-orang yang hidup di negara dengan cukup matahari akan lebih hangat, lebih ceria dan lebih ramah. Ah, apakah benar demikian? Atau itu semua hanya pendapatku saja? Entahlah!




Kamis, 24 Maret 2022

Pindah Benua

"Pindah Benua"
By: Desia Sasmito

Hari pertama Ramadhan udara dingin masih saja menyelimuti  kota ini. Berharap matahari bersinar sesekali, langit biru dengan awan putih seperti gambaran anak-anak PAUD, pohon-pohon ditepi jalan yang jauh berbeda dari tempat saya berasal, angin sepoi dingin layaknya AC yang tak pernah bisa dimatikan. Kulit tropis saya pun berontak ingin teriak, berganti kulit layaknya ular, bersisik. Begitupun juga kulit anak-anak saya. Kaku, kering, putih, kasar jika tidak langsung diolesi Vaseline Petroleum Jelly setiap kali bersinggungan dengan air. 

Datang dari Sebuah Desa pinggiran sungai Bengawan Solo dengan berketinggian 46 ft berpindah ke sebuah kota di sebuah Benua dengan ketinggian 520 ft. Tentu saja adaptasi menjadi topik  pembahasan tiap hari dengan anak-anak. Setiap langkah diskusi panjang tiada henti. 

Pindah Benua kali ini bukan hal yang mudah dilakukan, bukan sesulit yang dibayangkan. Selalu ada tantangan, prediksi, intuisi yang harusnya selalu di pakai setiap waktu. Kadang tak semua seperti yang kita harapkan, tak semua orang yang kita temui dijalan adalah orang yang membantu perjalanan kita. Yang bisa kita lakukan adalah banyak berdoa meminta perlindungan.

Ini bukan pertama kali melangkah, banyak langkah yang telah tertempuh, tapi kali ini langkah besar dengan jutaan doa dari orang-orang yang tulus menyayangi kami. Bukan karena hanya doa kami semata. Alhamdulillaah. 

#ojodidelokenaketok
#mumeterataceritani
#momongbocah

Sabtu, 12 Maret 2022

Casablanca

Saat itu waktu menunjukkan hampir tengah hari, aku tak tahu pastinya, tapi hari itu tak secuil sinar matahari menampakkan batang hidungnya. Terdengar pengumuman dalam tiga bahasa dari awak pesawat, Bahasa Inggris,  Perancis dan Arab, bahwa pesawat akan mendarat di Bandara International Casablanca. Aku pun menoleh ke arah anak-anak untuk mengencangkan sabuk pengaman, membetulkan masker dan memegang kantong plastik, lalu aku  mempersiapkan tisu kalau kalau anak-anakku ada yang muntah.

Ku lihat ada dua pramugari hilir mudik memberikan intruksi agar segera mengencangkan sabuk pengaman. Ku lirik anak-anak masih asik main game di layar belakang kursi penumpang. Ya, mereka berdua anteng sejak duduk di kursi pesawat karena layar di depannya menyuguhkan banyak sekali game sederhana. Aku pun tertarik untuk mengambil gambar suasana ini. Sambil ku nyalakan layar di depanku dengan memutar animasi dan peta yang menggambarkan keadaan bagaimana pesawat ini akan mendarat.

Setelah beberapa menit terasa berat suasana, lalu tiba-tiba terdengar roda mendarat utama diturunkan, derit roda yang menggesek landasan pesawat mulai terasa menusuk ulu hati dan alhamdulillah mulus mendarat.

Segera ku persiapkan tisu basah, karena   sesuai dugaan salah satu anakku memutahkan isi perutnya. Ku tukar dengan kantong plastik yang baru dan ku bersihkan sampah yang terlihat berserakan dibawah kursi. Setelah beres semua, lalu aku mengintip ke arah jendela mencoba mencari tahu seperti apakah bandara di kota ini.

Aku tersenyum kecil, Bandara ini mengingatkanku pada salah satu Bandara di tanah air, Bandar Udara Lombok, di kota Mataram. Entah sepuluh tahun yang lalu sudah menjadi Bandara Internasional atau belum, tapi yang pasti sekarang Bandara tersebut sudah berlabel International Airport. Sederhana, tak terlalu luas dan modern tapi sudah Internasional. "Welcome to kota Casablanca", bisikku dalam hati.

Empat ratus tiga puluh enam hari berlalu, kami bersembunyi dari corona virus saat itu menguasai dunua. Jejak kepergian ayah dari anak-anakku untuk merantau ke negara ini, akhirnya aku dan anak-anakku mengikutinya.

Suara pintu pesawatpun dibuka tanda penumpang dipersilahkan turun dari pesawat. "Ini saatnya!" pikirku sambil menurunkan tas dari kabin. Lalu, bergantian untuk keluar menyusuri lorong pesawat. Tak apalah kami belakangan, asal anak-anak siap untuk melangkah.

Akhirnya tiba giliran kami untuk melewati lorong pintu pesawat itu dan dalam beberapa langkah akupun mendengar teriakan anak-anakku, "Babaa..."


@jeeluvina
@nulisyuk
# nulisyukbatch161





Senin, 31 Januari 2022

The dreamcatchers

By: desiasasmito

Setiap kita pasti hidup dalam sebuah impian. Karena impian itulah yang akan selalu membuat kita hidup dan tertantang untuk meraihnya. Ketakutan kegagalan meraih impian pasti akan selalu ada menghantui setiap insan. Itulah kenapa kita harus rajin mengadahkan tangan ke Sang Pemilik Alam Raya ini, kita harus selalu berbuat kebaikan untuk sesama agar harmoni itu tercipta dan kita layak untuk mendapatkan impian.

Hari ini anak laki-laki saya bertanya, 

"mi, cita-cita atau impiannya mimi apa?"
Sontak saja saya langsung menjawab, "Penulis".
Rupanya wajah anak kelas taman kanak-kanak ini menampakkan belum paham apa itu penulis.
Lalu sayapun menjawabnya lebih sederhana, "pengen punya buku, membuat buku, membuat cerita yang bermanfaat lalu dibuat buku"

Cita-cita saya tak dikenal di Taman Kanak-Kanak rupanya. Mungkin berlaku juga ketika saya masih kecil, impian saya masih mengantung tak tahu harus mau jadi apa kelak dewasa. Impian akan ditemukan oleh para peraih impian seiring bertambah usia. Gali terus setiap bakat yang kita miliki agar "dream" itu semakin nyata mendekat ke kita.

"Dream" atau impian itu akan selalu ada karena panggilan dari fitrah kita sebagai manusia. Ada yang lambat mencari impiannya. Ada yang takut bermimpi. Ada yang tak yakin pada impian itu sendiri. Tapi seberapapun kita tidak yakin, impian itu akan selalu membuat kita bergerak dan bersemangat setiap harinya.

Tidak ada orang yang gagal meraih impian, karena kegagalan dari sebuah impian sebenarnya itu bukan "impian" milik mereka.

@nulisyuk
# itsmydream
# lombanulisyuk
# nulisyukjanuari



Sabtu, 01 Januari 2022

Raising Children

"Momong"
By: Desia Sasmito

It is a magnificient Saturday, firstday of January 2022, when I've decided to stay at home with my kids. As a mother, it is not easy to be good mood everyday. The key is when you are in bad mood, you will get angry easily. But if  you are already angry, try to minimize your words. Be mad at a second is okey, mom! But not queit long. 
It could be not less than 60 seconds.

The most important thing is don't try to be a super woman. You need take a rest sometimes, to keep yourbrain stay in its place. Hehe. Everytime I want to have to take a rest, I said to my kids that I need rest. So, if you still want to play just go ahead, but Mom is going to bed. 

The crucial activities at home are cooking and playing. Yes, because we need food to eat and play to cheer and educate the children. I am not very good at this. Cause I take all duties at home, sometimes I forgot to ask them to play together. Sure, the kids are happy if you invite them to play with you mom.

Here, I would share some tips how to make some activities with your kids at home.

 1.  Play with animal. 
 
 My kids love animal. But I guess many children love them too. Time to explore more about them is very fun. Some animals that you can see at home are cat, fish, ant, caterpillar, worm, bat, turtle perhaps etc. You can start to explain how they live, how long they live, how they stay, how they eat, how they looks like, what the color they have and how the role of those animals in this World. 

 2. Clean the kitchen
 
You have to do it first for some times. They look, they see and they do. Sometimes when I have to do both playing and cooking at kitchen. I ask them to wash the dishes, sweep the floor or table using some foams to play. I know you need more concentration in the kitchen. But I am sure they will do their best to brush with ful power and laught. Some cases they like to play your pan, pot, spoon, glass etc to produce sound like a musician. Haha. But it is okey mom. Let's them play while your cooking show must go on.

 3. Easy cooking
 
You can ask them to make their omlet. Some pepper and salt near by the frying pan. Only if your children are over five years old.

 4. Coloring pages

You have to start coloring or drawing something in a paper. Accompany them for about an hour is very fun to do.  Explore colors and show your drawing skill. Then combine with how to draw  numbers and alphabet. Do not forget the meal, they need some meals after hour, haha. 

 5. Sing a long
 
Memorize some fun kids songs, with the move is better. Try to make them dance and jump, they love to do those. Sing, dance, and jump. Of Course it is good for your health also Mom, to keep your body stay slim and energic. Sure they like to jump, jump and jump. 

So, I hope it useful to do at home together with the kids. Without any significant budget you have to spend for.  Those are good idea, right!

# tipsplaying
# housewife
# funkids