"Tempe"
by: Desia Sasmito
Tahukah kawan tempe yang kalian konsumsi sehari-hari berbahan baku impor. Nasi pecel itu lauknya impor. Sampai radius Desa kita mengkomsumsi barang impor. Saya pribadi tidak anti kok barang impor asal barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan primer kita. Primer lho ya, terutama makan.
Bukan semua salah pengimpor, bukan juga kita yang salah. Hanya saja mereka lebih cepat membaca peluang disebuah negara yang membutuhkan. Jadi pengusaha yang sukses itu ternyata yang bisa membaca peluang ini. Negara-negara maju itu problemnya adalah karena semua sudah tercukupi, jadi penguasahanya berusaha mencukupi kebutuhan negara lain.
Ya Kedelai itu contohnya, dengan gaya pertanian kedelai yang modern, tanah yang luas, tanpa banyak tenaga kerja, hanya dengan kreativitas alat-alat canggih produksi kedelai melimpah ruah, walau di negara setempat ngga butuh amat dengan kebutuhan ini. Membidik peluang pasar negara lain yang doyan bahan baku kedelai.
Mereka melakukan riset
bahwa produksi kedelai lokal negara yang dituju tidak begitu bagus dan
teknologi pangan berjalan lambat. Buktinya para pengrajin tempe tahu lebih
memilih yang impor untuk membuat tempe tahu. Maka ini adalah peluang besar
mereka kawan. Jangan selalu menyalahkan barang impor, karena itu hasil riset
dan hasil kerja keras mereka.
Apalah nasi pecel tanpa
tempe? Selain punya nilai gizi yang tinggi, tempe juga baik untuk penampilan
kita.
Yuk, lakukan riset,
selalu berinovasi, tetap curious, bebas kreatif banyak manfaat. Saya juga masih
belajar gaes!
#happyfriday
#tempe
#nasipecel
![]() |
| Kedelai Impor |
