“Berita Suka vs Duka”
By: Desia Sasmito
![]() |
| BOOSTER No.1 |
Brrrm, dingin lagi
udaranya. Alamat banyak terdengar bersin-bersin gaes! Detektor saya adalah
warung kopi depan rumah. Kalau di desa warung kopi adalah meeting room buat
para pengusaha, freelancer, makelar dll. Sambil minum kopi, di tempat ini akan
mempertemukan panjual dan pembeli, transaksi-transaksi, bersenda gurau, berbagi
info terkini, entah sampai gosip atau ngga. Warung kopi memang identik khusus
para laki-laki, bapak-bapak. Fungsi lain warung kopi adalah sebagai pos
kampling, jika ada suatu hal yang terjadi didepan mata, mereka dengan ringan
tangan akan membantu. Warung kopi sebenarnya juga dapat diketegorikan penambah imun.
Mereka bisa berelaksasi sambil minum kopi panas, bercandaan dengan kawan.
Dilemanya Covid mengintai para pencari nafkah ini.
Rata-rata yang sejauh
saya dengar, orang yang meninggal dunia karena Covid adalah para laki-laki.
Entah kebetulan atau memang benar adanya bahwa wanita lebih tahan dengan virus
daripada laki-laki. Apakah memang demikian? Yuk, kita list sebelum menarik
kesimpulan kisaran akhir desember sampai memasuki bulan ini.
1. Teman suami saya yang
harus dirawat di PKU cepu dengan bantuan oksigen full selama perawatan dua
minggu, alhamdulilaah membaik dan dipulangkan diwajibkan isolasi mandiri dengan
tetap dibawakan alat oksigen jika diperlukan.
2. Persis Teman suami
saya ini dalam perawatan, suami saya ini juga dalam keadaan pulih dari Covid,
mereka saling memotivasi lewat video call.
3. Tepat diakhir januari
terdengar tetangga yang meninggal karena Covid (Yang saya tulis sebelumnya
red).
4. Paklek, bulek saya
yang tinggal masih satu kecamatan juga terkonfirmasi positif Covid. Bulek saya
cepat pulih, tetapi paklek saya yang memerlukan bantuan oksigen karena
mengalami sesak nafas. Mereka menjalani isolasi mandiri dirumah dengan
menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, tidak keluar rumah demi menjaga
tetangga, saudara agar tidak terjadi penularan. Lapor ke puskesmas setempat,
memanggil petugas medis ke rumah untuk perawatan. Supply makanan, vitamin,
buah, sayur yang diantar oleh tetangga atau kerabat dengan meletakkannya di meja
depan rumah dan berkomunikasi lewat WA. Memotivasi dengan mengirimi candaan,
video-video lucu, menyapa tiap hari disebuah group keluarga. Alhamdulillah,
selama hampir dua minggu lebih periksa rapid antigen mereka dinyatakan negatif.
5. Satu lagi kabar duka
datang dua hari yang lalu, teman sejawat Bapak saya meninggal dunia, kabarnya
memang dari rumah sakit langsung dimakamkan di pemakaman. Bapak saya pengen
banget takziyah, tapi selalu urung karena Bapak merasa tidak sekebal itu. Rumah
duka nya dijaga oleh beberapa seragam hansip dan PM. Pak Jogoboyo-pun
menghimbau agar warga desa tidak pergi takziyah. Teman Bapak saya ini memang
sudah lama dalam perawatan di rumah sakit, mungkin sekitar memasuki bulan
januari kemarin. Endingnya Allah memanggilnya. Semoga husnul khotimah, pak.
Yuk, tetap waspada. Agak
rempong diawal memang, dengan penuh persiapan mamakai masker, cuci tangan, jaga
jarak. Kurangi kluyuran yang tidak perlu. Pertolongan petama jika tidak enak
badan, istirahatlah total sebelum ambruk, pakai masker, minum hangat, pakai
minyak putih. Ngga bisa tidur, demam atau kepala cenut-cenut bisa minum
paracetamol 3x1, dijamin tidur nyenyak, jangan lupa makan. Ngga doyan makan?
Beli pisang lokal itu gizi nya lengkap diantara buah lainya tapi bukan berarti
anti buah lainnya ya gaes. Pisang jelekpun gizinya sama dengan pisang bagus.
Ngga perlu yang import penuh semprot. Trust in Allah, do not forget tie your
camel.
#jagakeluarga
#covidbelumselesai
#pedulisekitar
