Selasa, 15 Desember 2020

TIPS HEMAT RUMAH

 

Safety Home Versi Omah Mbaru

By: Desia Sasmito

Hemat bukan pelit, hanya berhati-hati dengan apa yang diberi dan membagi lagi dengan teliti.

1. Listrik

Yang tidak perlu, dan ngga ada aktifitas yang berarti, silahkan cabut/ dimatikan.

2. Kran Air

Kadang karena PDAM mati, beberapa kran lupa untuk di puter off, jadi ketika PDAM nyala ngocor deh air nya. Cek ketika ada bunyi kemricik air. Cek semua kran jika berencana untuk pergi dengan durasi yang lama.

3. Isi Toren

Ngisi toren hanya ketika air nya bancar, klo ngga bancar air ngga bisa naik. Hanya butuh sekitar 1-2 jam, akan ditandai dengan bunyi air luber di atas tangga. Segera matikan!

Air toren hanya bisa mengalir di dua kran, satu di kamar mandi atas belakang, satunya di kamar mandi bawah yang depan (pink).

4. Kompor

Cek kompor sebelum tidur. Semua harus dalam keadaan mati. Jika masak didapur jangan sambil nungguin ditoko bisa kelupaan karena asik berkarya. Wkwk

5. Kunci

Cek kunci pagar, toko dan rumah sebelum tidur. Atau jika lingkungan terlihat kosong atau sepi di kunci aja. Simpan kunci dengan kesepakatan. Atau duplikat agar ketika ada yang hilang, ada serep nya.

Demikian demi penghematan pengeluaran dan keselamatan bersama dan menghindari kemubaziran. Semoga usia yang sementara ini kita semua diberi keberkahan. Aamiiin.

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27).

#omahmbaru

#manaversirumahmu





Rabu, 07 Oktober 2020

RUMAH TANGGA

 

"Rumah yang BerTangga"

by: Desia Sasmito

Pertama kalinya kami memutuskan untuk kembali ke kampung halaman saya bukan semata tanpa alasan. Banyak pertimbangan dan diskusi panjang dengan menimbang banyak hal. Saat itu saya hamil tua. Terdengar ibu saya ditelpon yang menyatakan dia sakit, tapi tidak menjelaskan apa penyakitnya. Tulisan ini adalah salah satu dari beberapa pertimbangan panjang yang urgently harus dikerjakan di rumah ini.

Ketika itu saya agaknya teringat pesan dari saudara jauh yang sejak kecil sudah tiada ibu.

"Des, ntar klo kamu lairan enak ada ibu yang doakan dan bisa bantu kamu, mba ngga punya ibu des"

Teringat pesan Ibu juga, “Des, ntar kalau kamu dapat wong adoh terus aku mbek sopo?”

Jawab saya waktu itu, “Ya, gantian buk, nanti di negosiasi mbek kang bojo”.

Dari pesan singkat inilah saya merasa ingin mendekat ke Ibu saya dan memutuskan kembali ke rumah. Untunglah suami saya adalah seorang yang suka bernegosiasi, bahkan saya bisa katakan ahli. Hehe. Jadi kami banyak menghabiskan waktu untuk diskusi, konklusi dan negosiasi. Setelah mengkondisikan Ibu mertua saya (Ibu suami saya) yang saat itu juga sakit, menata rumah induknya yang lama tidak dihuni karena harus berobat ke kota lain. Suami sayapun mengikuti saya tinggal di Desa. JET LAG? Tentu saja. Kami JET LAG memulai semuanya dari rumah ini. Haha.

Walau saudara kandung saya ada tiga, jadi kami berempat. Tidak satupun tinggal di rumah ini. Kami mandiri dengan cara kami masing-masing. Setelah menikah, kami akan berdiri di kaki sendiri. Intinya di rumah ini waktu itu hanya ada Bapak dan Ibu, dan satu anak angkat yang bisa bersekolah dan biasanya bantu ibu.

Saya ngorek info dari beberapa tetangga dan teman dekat ibu akhirnya kami mengetahui apa sebenarnya terjadi.

Ibu saya terdiagnosa breast cancer stadium 3,dan Ibu menjalani terapi herbal dengan minum kapsul kunyit putih, yang katanya juga seorang dokter di Jogja. Saya temukan juga beberapa kardus bekas kapsul-kapsul tsb yang memang sudah dikomsumsi Ibu saya beberapa bulan sebelumnya.

Membujuk, merayu dan meyakinkan Ibu saya untuk berobat medis memang menjadi tantangan tersendiri. Ibu saya yang seumur hidupnya belum pernah nginep di RS kecuali hanya untuk melahirkan kami anak-anaknya. Dan setiap Ibu saya mengeluh tentang sakitnya, saya mengisi dan memberi pilihan. “Ayo ke RS ke Surabaya ke Dokter spesialis?”

Lama-lama Ibu pun mulai berubah pikiran di bulan berikutnya. Ibu akhirnya mau berobat ke Surabaya. Dengan petunjuk saudara dan kolega kami di Surabaya kami menemukan Dokter Onkologi yang pas buat Ibu Saya.

Di tahun pertama, Ibu bisa survive. Tahun kedua, terjadi serangan, Ibupun survive. Pada tahun ketiga, dimana menjadi puncak segalanya, situasi Dokter yang tidak ada ditempat, ruangan RS yang selalu penuh perjuangan, kondisi Ibu yang menurun, Ibu pun tidak terselamatkan. Meninggalkan kami diakhir tahun 2017.

Lima tahun pertama pernikahan kita akan menemukan banyak sekali tantangan, saya menyebutnya bukan ujian. Ibarat suami saya adalah Timur, saya ini Barat. Itulah sebabnya kami tinggal di BUMI. Haha.

Tantangan kita adalah bagaimana bersabar menerima kekurangan masing-masing, dan menemukan kelebihan masiing –masing. Kekurangan itu adalah hal yang paling sepele dan hanya bisa dijalani dengan KESABARAN. Dan kelebihan itu harus ditemukan, disugesti, dimotivasi, diasah dan diyakinkan oleh pasangan. Karena KERAGUAN selalu siap mengintai dan mematahkan semangat. Tetaplah terus belajar, upgrade diri sesuai jaman tanpa terlindas jaman. Rumah Tangga itu rumah yang penuh tangga, kamu akan naik level tangga berikutnya kalau kamu bisa melalui tangga sebelumnya. Tetaplah hati-hati melangkah, tetaplah mendekat ke Tuhanmu, tetaplah do your efforts, kamu tidak sendirian. Setiap kita mempunyai tantangan hidup berbeda-beda, selalu ada alasan dalam setiap keputusan. Don’t judge if you can not do better.

“If you feel that he or she is a magic, then he or she belongs to you. Insha Allaah. “

#memoriperjuangan

#alasandibalikkeputusan

#lifeistooshort




Kamis, 01 Oktober 2020

SIAPA TEMANMU

“Kamu adalah Siapa Temanmu”

Kemungkinan para golongan Milenial (lahir tahun 1980-1995) sudah melewati masa-masa berpikir terbalik-balik. Mereka akan dengan mantap menghadapi segala kenyataan yang ada. Dengan tetap introspeksi diri, memperbaiki diri, belajar terus menerus, waspada dengan segala kemungkinan yang ada.

Sekarang adalah masa dimana Generasi Z (lahir tahun 1995-2010) mempunyai pola pikir yang terbalik-balik. Memang sepertinya lucu dan tidak masuk akal. Itu karena mereka akan di nyaman kan oleh zona nyaman mereka sendiri. Istilahnya orang tuh enak tidur di kandang. Memasuki masa bagaimana menghabiskan waktu, menyalahkan keadaan, merengek agar apa yang diinginkan segera terwujud, kecewa dengan keluarga, menomor-satukan apa kata teman, bingung mesti ngapain.

Misalnya nih kamu sekarang berada pada golongan Gen Z yang sudah melek sekali dengan dunia digital yang semua serba cepat dan mudah. Yang perlu kalian lakukan selanjutnya adalah loncat pagar keluar rumah, melihat banyak orang di Pasar dengan berbagai macam dagangannya. Melihat betapa mereka konsisten dalam berjualan, melihat betapa mereka terkenal dengan keahliannya, melihat betapa mereka menghabiskan waktunya untuk bermanfaat bagi sesama. Bukan hanya sekedar bicara tentang betapa banyak profit yang kamu dapatkan untuk bisa kaya, sambil santai-santai rebahan tiap hari, hehe. Saya pun mau kayak gitu.

Saat saya bertanya pada generasi ini tentang pertemanan atau teman-teman disekitar yang sering dikunjungi. Mereka menjawab bahwa mereka dengan dalih tidak memilih-milih teman, atas nama toleransi mereka berteman dengan siapapun, komunitas apapun, cangkrukan manapun.

________________________________________________________

Z: “Saya berteman sama anak mana aja”.

X: “Lho kamu ngga membatasi dan memilih-milih memangnya?

Z: “ya, misal saya ketemu orang yang kurang bener ya saya pengennya mengaruhi mereka supaya jadi bener”.

X: (niat mulia pikir saya dalam hati) “Apakah kamu sudah yakin punya energi atau ilmu yang lebih besar dari mereka?”

Z: “ya, saya yakin sekali”

X: “Bukannya malah sebaliknya kamu yang sedikit ilmu ini akan dengan mudah sekali di pengaruhi atau terpengaruh mereka yang banyak dan kaya ilmu?”

Z: “…???”

_________________________________________________________

Memang benar siapa teman kita, kita akan secara langsung dicap, dilabeli hampir mirip dengan mereka. Misalnya nih, kamu berteman dengan orang yang suka Judi, kamu juga akan di cap punya kegiatan yang sama, berada ditempat yang sama, walaupun kamu tidak ikut berjudi. Ini berlaku untuk semua kegiatan yang berlabel negatif, contoh ya mabok, dugem, pergaulan bebas, mencuri, merampok, galau dll. Dan berlaku untuk kegiatan positif, maka kita akan juga dinilai positif, walau kita masih belajar, walau ilmu kita masih sedikit, yang penting kita menuju kutub positif.

Teman adalah seseorang yang bisa mengarahkan kamu menuju kebaikan (positif). Jika tidak demikian, maka temanmu ini akan selalu membuatmu galau, sedih, tersesat dan semakin jauh dari kegiatan positif. Jangan takut dikatakan kuper, ngga canggih, ngga gaul, ngga gaya, ngga tajir, ngga solid atau apalah itu.

Indikator teman kamu membawa energi positif adalah mereka yang akan membuat kamu tersenyum ditengah derita, tertawa ditengah pandemik, berkarya dengan durasi waktu, dan bermanfaat untuk manusia lainnya. Tak perlu menunggu, mulailah dari apa yang kamu sukai. Jangan sia-sia kan waktumu. Yang tahu siapa kamu adalah dirimu sendiri dan Tuhanmu. Bertanyalah pada Tuhanmu, dekatkanlah kamu dengan Allaah. “Then, you will soon get the answer”.

Jadi, masih yakin kamu mau berteman dengan siapa aja tanpa pilih-pilih?

#membaurtanpamelebur

#positifproduktifinovatifkreatif

#yukkepasar

 


 

 

 

 

 

 


Jumat, 25 September 2020

PILIH KEDUANYA

Legacy Vs Idealisme

By: Desia Sasmito


Ini adalah area kerja saya selama lima tahun terakhir ini. Dimana saya mengurus rumah, anak-anak, orang tua dan suami. Sejak kecil saya memang sudah terbiasa dengan peralatan jahit milik Ibu saya ini. Jika ada waktu luang karena ada peralatan jahit yang memang cukup lengkap saya sering mengekplorasi kain, gunting sana gunting sini, tempel sana tempel sini. Haha.

Masa-masa memasuki usia remaja dimana waktu luang sungguh luang. Saat itu idealisme belum tumbuh atau beranjak tumbuh, saat-saat berusaha percaya diri, mengasah keahlian, menghabiskan waktu dengan mengira-ngira enaknya mau jadi apa kelak. Haha.

Galau tapi ada kegiatan yang berarti. Ya, itulah” legacy” yang diberikan dari Ibu saya dengan usaha toko alat jahit kecil disebuah Desa. Saya rasa toko ini memang murni agar ibu bisa tetap berkomunikasi dengan sekitar, belajar melayani pembeli, memperoleh informasi dengan obrolan kecil, menyapa manusia lainnya, dan yang pastinya bertemu dengan para penjahit yang mempunyai aktifitas dan kesukaan hobi yang sama.

Kecintaan saya pun tumbuh dengan belajar otodidak dari toko ini. Menjahit itu ternyata adalah pekerjaan orang yang luang banget waktunya. Untuk saya yang harus membagi waktu dengan anak-anak dan pekerjaan rumah tangga, menjahit itu termasuk pekerjaan yang tidak mudah. Saya salut dengan para penjahit yang gigih berkarya dengan berbagai macam model pakaian. Saya memposisikan menjahit sebagai hobi bukan profesi. Saya menikmati, belajar dan mencintai legacy itu. Inti nya menjahit itu “Practice makes perfect”.

Seiring jalannya waktu kemudian menemukan idealisme saya sendiri, bertemu dengan jodoh dengan idealisme yang mirip, bertemu komunitas yang sama, menggapai goal yang sama. Nah, bukan berarti kita membuang jauh legacy dari orang tua kita. Bukan juga kita tidak mempunyai Idealisme sendiri. Apapun itu semua yang kita dapatkan dan hadapi adalah sarana untuk tumbuh kembang, berkarya dan bermanfaat untuk sesama. Jangan sia-sia kan waktu yang tersisa. Mulailah dengan hal yang kecil dari diri sendiri. Legacy atau Idealisme bisa berjalan beriringan, ambil secukupnya, nikmati bersama. Semangat hari Sabtu ya gaes!

#uripnangndesooke

#uripnangkuthooye

#alhamdulilaah

 

 


 

Kamis, 06 Agustus 2020

Cerita Corona Part IX:


"Welcome to August"

By: Desia Sasmito

Dan pertama kali dalam sejarah Bangsa Indonesia Merdeka ngga ada kesibukan peringatan lomba Agustusan, karnaval, gerak jalan, konser, pengajian, atau mungkin upacara bendera? Kegiatan itu ngga ada lagi. Sedih? Ngenes? Stress?

Nikmati aja, hidup itu singkat sampai kapan mau dibuat stress mulu. Yuk, cek apa aja yang bikin imun kamu ngedrop:

- Ditikung cewek/cowok

- Stress lockdown

- Bertanya Corona berakhir

- Kurang kerjaan

- Banyak kerjaan?

Itu cuma contoh aja gaes!

Merapat aja ke hobi, emang hobi kamu apa?

Tekuni! Ngga tau caranya?

Puter youtube.

Lah hobi saya nge-game hp? Boleh, asal dibatasi waktunya, pilih game yang menguras yang mengasah skill. Contohnya: nyetir, quiz, design, yang bisa diaplikasikan di dunia Nyata. Eling kita hidup didunia dunia, Nyata dan Maya. Jangan Maya aja diurusi, kalau diputus Telkomsel jadi patah hati lu.

Ingat ya, seimbang.

Porsi makan aku ngga sama dengan kamu, tapi butuh nutrisi yang sama. Yang tau porsi nya ya kamu yang nentuin. Ngga asal kenyang, harus bernutrisi.

Yuk, merapat ke Kedai JOS (iklan lewat, red)

Intinya jangan sembrono (lengah), menganggap enteng semuanya, Allaah lagi didik kita dengan rangkaian Corona ini. Ada yang percaya, ada yang ngga, semua nya seleksi alam. Mau putus asa, atau mau terus jalan. Tetaplah terus bergerak dengan hobi, karya, tindakan. Keep on moving, spinning, inspiring! Haha.

#simpleweddingdress

#jahitcustom

#bisadipakailagiuntukpestasetelahwedding

 



Selasa, 05 Mei 2020

TIPS USAHA


“PHRI, ASITA, HPI dan Himpunan Industri Pariwisata lainnya”

By: Desia Sasmito


Jreng… Judulnya resmi amat ya. Haha. Bukan nama sebuah perusahaan, bukan juga nama sebuah organisasi sosial. Mereka adalah komunitas profesi yang menghimpun diri untuk saling mendukung, bekerjasama dan menguatkan. Mereka adalah orang-orang tangguh dengan kemampuan khusus dari setiap profesinya. Sangat kompleks dan panjang jika berbicara tentang Industri Pariwisata, tetapi selalu terdengar menarik untuk diperbincangkan.

Saya bisa dikatakan mantan pekerja Pariwisata, karena sekarang off due to my responsibilities as a mother, haha. But it is OK, I’m enjoying it so much. Menurut saya sih bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga dengan jarak tempuh sekitar rumah lebih berat daraipada harus melalang buana pada industri pariwisata ke berbagai tempat yang berbeda. Bekerja dengan jam yang telah ditetapkan sekaligus penuh dengan fleksibilitas harus bisa dijalankan keduanya. Saya rasa sama rasa, jadi pemburu diluar sana atau jadi manager didalam sini. Haha.

Awal-awal punya baby, tidur bakal tidak teratur, makan harus cepat keburu anak nangis, pekerjaan rumah harus dikerjakan tiap hari kalau ngga ya numpuk semakin berantakan. Itu juga berlaku dalam dunia Pariwisata gaes, persis!

Tuh, kan alurnya jadi belok ke cerita rumah lagi. Yuk, belok dulu ya ke area Pariwisata.

Hampir semua pekerjaan, apapun pekerjaan itu masing-masing mempunyai tantangan sendiri-sendiri. Harapan, ide, inovasi, kreatifitas, kerjasama akan tergabung menjadi rasa impian yang tinggi untuk meraih kesempurnaan dalam mengerjakan sebuah pekerjaan. Minimal meminimalisir kesalahan yang terjadi. Itulah mengapa banyak organisasi profesi sangat diperlukan untuk keberlangsungan industri dengan saling mengisi dalam setiap situasi dan kondisi yang berbeda dalam setiap jaman. Sekitar tujuh tahun saya pernah bekerja pada industri ini, sebagai Pemandu Wisata (HPI: Himpunan Pramuwisata Indonesia), sebagai Travel Staff: Ticketing Staff, EO Team, Tour Planner, atau pekerjaan sejenisnya, ya ngga jauh-jauh amatlah.

Intinya:

PHRI itu tempat nginep (akomodasi) dan makan

ASITA itu transport darat, laut dan udara

HPI itu mengawal dijalan

Mereka semua menjadi satu lingkup didalam sebuah Industri besar DTW (Daerah Tujuan Wisata; tempat-tempat wisata) yang menjual produk jasa yang tidak terlihat tetapi sangat dibutuhkan ketelitian, ketelatenan dan kedisplinan yang tinggi, jika tidak ya ambyar dari ujung hingga pangkal. Nama baik profesi dan Perusahaan jadi taruhan.

Dengan datangnya Virus Corona ini semua jadi sepi, tidak ada aktifitas pekerjaan Pemandu Wisata di Daerah Tujuan Wisata. Hotel dan Resto omset turun drastis. Travel Agent menunda semua rencana-rencananya. Penerbangan, Kereta Api, Bis Pariwisata semua harus dibatasi bahkan banyak yang harus mengandangkan diri, pulang ke kandang. Stay at Home, dirumah saja atau terpaksa seluruh profesi didalamnya dirumahkan.

Saya hanya punya sedikit tips dan ide yang bisa saya bagi disini. Karena menurut saya meskipun kondisi membaik pasca Virus Corona pergi atau ditanggulangi dengan vaksin atau semacamnya, efek dari ketakutan dan rasa tidak aman untuk berwisata juga akan lama membaiknya.

Untuk sementara, yuk kita asah diri selama liburan Corona.

1. Skill tersembunyi.

Kalau saya memang Ibu saya penjahit, jadi sejak kecil saya terbiasa dengan semua aktifitas jahit Ibu saya. Ini adalah hobi yang sangat nyaman dan bisa ditunda dan dilembur ketika deadline, hehe. Mungkin kalian punya hobi yang bermanfaat lain yang bisa diasah, contoh aja misal suka bersih-bersih, ya kalian bisa buka sewa mainan anak dengan tarif mingguan atau bulanan. Modalnya memang mainan yang menarik dan besar seperti prosotan portable, ayunan dan semacamnya. Harus sering bersihin mainannya kalau sudah dikembalikan. Ibu-ibu suka mainan yang bersih untuk anak-anak mereka. Anak-anak mudah bosan dengan satu jenis mainan perlu variasi tiap bulannya. Nah ini solusinya, jika kalian bisa mengatur dan mengelompokkan mainan dengan keseuaian umur anak, dengan terus belajar market online maupun offline. Radius dikota kalian sendiri. Di kota lebih prospek.

2. Brokerpreneur.

Ini tanpa modal alias jadi marketing, reseller yang tanpa uang member, makelar. Wah, banyak sekarang barang-barang online yang murah yang mungkin dibutuhkan masyarakat kita. Main posting aja di Sosial Media: Facebook, Instagram, Twitter, Whatapps atau Market Place: Shoopee, Bukalapak, atau Tokopedia. Saran saya gunakan satu akun saja biar ngga bingung nge-cek dan ngaturnya. Menjawab chat pelanggan itu butuh waktu dan ketlatenan sendiri gaes! Cuma posting-posting doang ya, jangan salah kalau pengen laku harus mikir dan kreatifitas juga. Haha.

3. Kuliner Sekitar Rumah.

Pelajari makanan murah apa yang tetangga kalian sukai. Kalau disekitar rumah saya mereka paling doyan dengan nasi pecel, bakso dan mie ayam. Ini makanan paling favorit asal harganya ekonomis. Atau buka kedai dengan segmen antimainsteam sekalian seperti yang saya sedang rintis bersama suami. Kedai Milenial, yang disuguhkan menu milenial, yang datang juga anak milenial. Monggo mampir @JOS MEAL CORNER

4. Indomart Online ala ala.

Fotoin aja barang-barang di toko agen dekat rumah kalian. Posting dengan profit tipis asal jalan tiap hari kan lumayan juga. Daripada bengong pegang HP komen sana komen sini ngga produktif atau isinya cuma main GAME sampai addicted, atau baca status and nge-Like doang. Btw, HP kalian itu juga butuh makan pulsa gaes tiap bulannya.

5. Youtuber.

Walaupun newbie atau start-up Youtuber. Setidaknya yuk mulai asah kemampuan, mulai dari Broadcaster, Editor Video, hingga menampilkan konten yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Jangan ragu untuk memulai. Youtubers butuh waktu untuk jadi populer. Contohnya nih, para Pramugari atau Karyawan Hotel yang sementara dirumah aja bisa bikin tutorial make-up atau fashion yang bermanfaat. Bagi-bagi Tips and Triks. Saya rasa masing-masing punya rahasia yang bisa dibagi. Jangan takut kalau kesaingan cantik, semakin membantu orang jadi cantik, kalian juga akan otomatis rating meninggi karena yang kalian bagi itu bermanfaat buat mereka. Berlaku juga para Chef Resto yang dirumahkan bisa jadi Youtuber sekaligus produksi makanan siap jual online atau market sekitar rumah.

Demikan tulisan ini muncul karena rasa prihatin saya atas sepinya Industri Pariwisata. Semoga bermanfaat, bagi yang belum mulai mulai yuk dimulai. Karena efek Covid ini jangka panjang. Saya yakin kalian, teman-teman saya khususnya, punya berbagai macam keahlian, mulai dari Jago Public Speaking-nya, Broadcast-nya, Marketing-nya, Pengetahuannya, hingga ilmu membuat kata-kata manis dan menarik dalam berbentuk berbagai macam Bahasa Asing yang berbeda-beda. Atau Bahasa Daerah mungkin saat ini disesuaikan dengan kondisi segmen pasar gitu deh. Mari kita banyak berdo’a untuk perlindungan dan kesehatan kita semua, dengan ikhtiar tetap memakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun sesering mungkin. Ojo sembrono istilah jawanya. There is a will there is a way.

Penulis: Mantan Anggota HPI Jatim, Guide Jatim. Desi.

FOOTNOTE:

PHRI: Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia

ASITA: Asosiasi Travel Agent Indonesia

HPI: Himpunan Pramuwisata Indonesia

#HPIJATIM

#WisataIndonesia




Rabu, 29 April 2020

STAY AT HOME

 

“Stay at Home”

By: Desia Sasmito

A month goes by, Everyone has their own new activities surrounding house. The road seems to be very queit and tranquil. Cars and Motorbikes have less movements. Otherwise, the container freights goes and comes. The awarness to use mask has increasing rapidly. The majority of villagers wear the mask. But some of them feel uncomfortable and less breath. Still peaceful and grace everywhere. All of new comers are forbidden to come to every regions.

In the city tend to have red zone for Corona Virus; Jakarta, Surabaya, Semarang where the people has a lot of mobility. The number of the case is increasing everyday. I wouldn't talk much about what is going on in the cities. But I will talk a little about how the villagers face this pandemic in a village where I’m living.

Market:

Traditional market is the most crowded places everyday. Everyone’s still running their business in the market. Vegetables, fruits, rice, and so on available during a half day. They just have a warn that everybody should wear a mask.

Mosque:

Villagers will allow prayers at small mosques (we call it “Langgar” or “Musholla”) during Ramadan but worshipers must keep a distance of a meter from each other, wear a mask and will be encouraged to bring their own prayer mats.

Some very traditional Langgar do not practice social distancing at all, like our neighbor Langgar. So we prefer to pray at home featuring and leading Ustad Burhan, my lovely Hubby. Haha.

Park:

As we do not have any Mall, so I can not compare between Mall and Masjid. We used to have a simple Park in some significant spot. There is many food stall here, variety traditional food has been sold. A crowded place in the afternoon to do hanging up together as a family. Otherwise, as the Covid-19 comes, it is to be less activity.

Even if this pandemic is just a conspiracy as they told. But this disease is truly exist. Whatever they have many argues in it. But we have to care each other. The Doctor, nurse, hospital is the real heroes that have the same fear as human being. So be not very so annoying. Be careful, wear a mask, practice the social distancing. Limited our space and move. Praying and cleaning as you can. Recite the Qur’an, learning tausiyah via YouTube or other social media. Welcome to the next page of the Universe. This is just a beginning, everyday is never be the same.

#stayathome

#tetepngepelmasak

#edisielingbahasainggris

The Fourth Maskeeteer pic below. haha




 

 

Sabtu, 07 Maret 2020

Cerita Studio

Cerita Toko: We are all different with a variety of needs and goals.

Hari ini ada sepasang suami istri yang berprofesi sebagai penjahit datang ke toko alat jahit kami.

Sepertinya mereka langganannya Ibu saya dulu. Saya kenal mereka tapi tidak banyak yang saya ketahui. Sang suami ini memang lebih sering datang sendiri, tapi kali ini dia datang dengan istrinya.

Ketika mereka datang, saya memang pas lagi cebokin si kecil di kamar mandi, jadi saya tidak mengetahui persis bagaimana mereka datang. Saya hanya berteriak dari kamar mandi agar mereka mau menunggu sebentar.

Dengan menggendong si kecil, saya melayani mereka. Seperti halnya pembeli mereka terlihat normal saja. Si suami ini memang maaf agak disable, cuma saya sudah terbiasa dengannya, jadi malah salut dengan kegigihannya. Sementara, saya baru bertemu dengan si istri ini, dia duduk di kursi yang memang saya sengaja menyediakan untuk orang tua yang menunggu ketika harus bertransaksi agak lama. Dia terlihat normal seperti biasa, berkerudung rumahan dengan sedikit pulasan make up diwajahnya, cantik sederhana.

Di akhir transaksi ketika harus membungkus peralatan yang mereka beli, si istri ini bertanya,
"Mba, ibu dimana?"
"Ibu kapundhut", jawab saya.
Wajah mereka berdua pun tampak terkejut.
"Makanya kok ngga pernah kelihatan.."
"Sudah lama ya mba?" tanya nya lagi.

Dan bla bla bla.. berbincang tiada akhir tentang Almarhumah ibu saya.

Ketika semuanya sudah selesai bertransaksi dan mereka beranjak pulang, saya baru sadar kalau si Istri ini juga disable. Dia turun dari kursi dengan posisi hampir tanpa kaki (maaf, melantai) tapi karena sudah biasa jadi sigap dan tidak terlihat kalau dia tidak punya kaki, Subhanallah..

Dengan sigap si suami nya pun mundurin motornya persis didepan pintu toko, si Istri ini dengan satu kali gayuhan bisa duduk di boncengnya.

Dan saya melongo dibuatnya. Adegan yang singkat, jelas tapi penuh makna, bahwa kita yang mempunyai organ tubuh yang normal, tapi tidak mampu berkarya seperti mereka dengan segala kecatatannya. Mereka orang-orang gigih yang berusaha bermanfaat dengan berkarya dengan keterbatasanya. Kita semua adalah orang-orang pilihan yang dilahirkan ke dunia ini untuk meraih kemenangan tanpa ada perbandingan. Masing-masing kita punya jadwal sendiri, goal sendiri, target sendiri, durasi sendiri, tanpa perlu dibanding-bandingkan. Eh, si itu sudah nikah, eh si ini belum. Ada yang sudah punya anak, eh ada yang belum. Sudah punya rumah sendiri, eh ada yang ngontrak. Sudahlah kita punya peran masing-masing. Ngga ada yang lebih hebat dari siapapun.

Yuk, let's do ourbest aja!

"If you do good, you do good for yourselves; and if you do evil, [you do it] to yourselves." -Qur'an 17:7-



Sabtu, 01 Februari 2020

COVID MASUK DESA TAHUN 2020

“ COVID19 masuk Desa”

By: Desia Sasmito

Seminggu telah berlalu setelah kepergiannya. Ya, tetangga satu Desa yang tak jauh dari rumah kami. Usianya masih memasuki umur 40 tahun. Anak-anaknya masih sekitar usia 7 dan 3 tahun. Dia adalah pekerja di sebuah Bank di kota Blora. Wira-wiri antara rumah dan Blora memang cukup jauh. Capek pekerjaan, lelah perjalanan, hujan yang mewarnai, dan mister Covid yang siap menyerang imunitasnya. Saya pernah suatu kali berpapasan dengannya dan sedang memakai masker karena memang seorang pegawai bank yang sangat riskan dengan aktifitasnya. Setelah berjuang beberapa hari di RS, sang kepala rumah tangga ini pun meninggal dunia. Transparansi informasi tentang kepergiannya pun tidak diberitakan dengan jelas, mungkin memang agar tidak menakuti warga atau apapun alasan dibaliknya. Keluarga besar nya tidak menginfokan dengan jelas tentang kebenarannya. Istrinya yang masih dalam perawatan juga kabarnya tidak berada di rumah duka.

Mari kawan, jadikan ini pelajaran bagi kita semua. Bahwa tidak ada yang kebal dengan virus ini. Masing-masing kita berpotensi untuk kemasukan mereka.

Mari selalu terus berdo’a memohon perlindunganNya, usaha yang maksimal dengan selalu bermasker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak dan hindari kerumuman. Berjemur matahari 15 menit saja biar tetep cantik dan bugar.

Jangan remehkan kawan, mereka ada disekitarmu. Yang harus kalian jaga adalah nafas kalian agar selalu dalam tarikan yang normal. Jika kamu stress, sedih, gelisah, capek, marah maka nafas mu tak akan memenuhi standart normal, itu bisa menurunkan imun kamu. Yuk, panjangkan sujud dengan melatih tarikan nafas. Being enjoy and happy jadikan kunci segala aktifitas harianmu. Kecapekan? Langsung makan, tidur. Ngga bisa tidur? buang jauh-jauh hape kamu ya. Sikat gigi, ambil wudhu, sholat sunat dengan memperpanjang sujud. Terserah sholat sunat apa aja bisa, sholat hajat, istikharoh, tahajud (malam), dhuha (pagi).

“Do’a diantara dua Sujud”

"Allaahumma-ghfirlii, warhamnii, wahdinii, wa'aafinii, warzuqnii."

Artinya: "Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku, selamatkanlah aku (dari berbagai penyakit), dan berikanlah rezeki kepadaku." (HR. Muslim)

Ya, kalian yang pegawai atau yang berduit akan tahu dengan tes yang dibiayai perusahaan, instansi, lembaga. Tetapi warga bakulan biasa siapa yang akan nge-tes mereka. Jika anda tidak enak badan, lockdown-kan diri, lindungi keluarga, kawan, tetangga yang rentan. Yuk, semangat bakulan, bisa online, bisa keluar sekali-kali jika harus kulakan, hehe.

Bosan dirumah? yuk pergi ke sawah, tanah lapang, hutan, tepian sungai atau tempat manapun yang tidak banyak orang alias meng-eklusif-kan diri. Jangan lupa bawa rantang atau bekal makanan agar tidak masuk angin.

#covid19masukdesa

#jagakesehatan